Lia kalah akibat penilaian superioritas
14 November 2011 02:14 WIB
Atlet taekwondo putri Indonesia Lia Karina Mansur memperlihatkan medali perak yang diraihnya dari kelas 57 kg putri SEA Games XXVI di, Jakarta, Minggu (13/11). Lia Karina dikalahkan atlet taekwond putri Thailand Worawong Pongpanit.
Jakarta (ANTARA News) - Ketua Penyelenggara Cabang Olahraga Taekwondo SEA Games XXVI Yoyok Suryadi memastikan taekwondoin Indonesia nomor Kyorugi putri di bawah 57 Kg, Lia Karlina Mansur, kalah dari Thailand pada penilaian Superioritas babak penentu atau Sudden Death.
Pernyataan tersebut disampaikan Yoyok untuk meluruskan kesalahan persepsi penilaian dewan juri dari berbagai pihak yang beredar di sejumlah media terkait kekalahan Lia dengan skor imbang 7-7 melawan taekwondoin Thailand, Worawong Pongpanit, di GOR POPKI Cibubur, Minggu.
"Jadi tidak benar bahwa telah terjadi pengurangan nilai Lia dalam babak penentu tersebut. Yang benar adalah, Lia kalah akibat kurang dalam sisi agresivitas pada penilaian Superioritas yang diberikan lima wasit pertandingan," kata Yoyok.
Menurut Yoyok, penilaian superioritas dilakukan wasit bila kedua taekwondoin yang bertarung dalam tiga babak plus satu babak tambahan tetap memperoleh nilai imbang.
"Penilaian superioritas meliputi penilaian agresivitas, dominasi tendangan, teknik, dan sikap," katanya.
ANTARA di lokasi pertandingan melaporkan, Lia sempat memimpin perolehan nilai pada babak pertama dengan skor 3-0 setelah melakukan gerakan menendang kepala secara lurus ke bagian kepala lawannya, Worawong Pongpanit. Lia memimpin perolehan skor hingga babak pertama selesai.
Pada babak kedua, Worawong mengejar ketertinggalannya dengan membalas menggunakan gerakan serupa hingga terjadi skor 3-3. Thailand merubah kedudukan nilai menjadi 4-3 pada pertengahan babak kedua. Hingga penutupan babak Thailand unggul.
Pada lanjutan babak ketiga, Lia berhasil menyamakan kedudukan melalui tendangan lurus ke arah perut Worawong hingga muncul skor imbang 4-4. Worawong kembali mengejar ketertinggalannya dengan meraih tambahan tiga poin dari tendangan lurus ke arah kepala Lia sehingga skor menjadi 7-4.
Pada akhir babak ketiga, Lia dengan stamina yang terbatas berhasil mengejar ketertinggalannya dengan membalas perolehan tiga poin dari gerakan yang sama ke arah kepala. Skor 7-7 hingga akhir babak ketiga memaksa wasit dan dewan juri menggelar babak empat atau sudden death dengan mengembalikan skor menjadi 0-0.
Babak sudden death yang berjalan selama dua menit berlangsung alot dimana Lia tetap berjuang sekuat tenaga menghadapi Worawong di tengah keterbatasan staminanya, namun tidak terjadi adanya perubahan nilai dari babak tersebut. Hingga penutupan babak skor masih imbang 7-7.
Akhirnya, lima wasit masing-masing empat wasit sudut dan satu wasit tengah melakukan penilaian Superioritas yang meliputi poin agresivitas, tenaga, teknik, dan sikap. Wasitpun memenangkan Worawong atas penilaian tersebut.
(KR-AFR)
Pernyataan tersebut disampaikan Yoyok untuk meluruskan kesalahan persepsi penilaian dewan juri dari berbagai pihak yang beredar di sejumlah media terkait kekalahan Lia dengan skor imbang 7-7 melawan taekwondoin Thailand, Worawong Pongpanit, di GOR POPKI Cibubur, Minggu.
"Jadi tidak benar bahwa telah terjadi pengurangan nilai Lia dalam babak penentu tersebut. Yang benar adalah, Lia kalah akibat kurang dalam sisi agresivitas pada penilaian Superioritas yang diberikan lima wasit pertandingan," kata Yoyok.
Menurut Yoyok, penilaian superioritas dilakukan wasit bila kedua taekwondoin yang bertarung dalam tiga babak plus satu babak tambahan tetap memperoleh nilai imbang.
"Penilaian superioritas meliputi penilaian agresivitas, dominasi tendangan, teknik, dan sikap," katanya.
ANTARA di lokasi pertandingan melaporkan, Lia sempat memimpin perolehan nilai pada babak pertama dengan skor 3-0 setelah melakukan gerakan menendang kepala secara lurus ke bagian kepala lawannya, Worawong Pongpanit. Lia memimpin perolehan skor hingga babak pertama selesai.
Pada babak kedua, Worawong mengejar ketertinggalannya dengan membalas menggunakan gerakan serupa hingga terjadi skor 3-3. Thailand merubah kedudukan nilai menjadi 4-3 pada pertengahan babak kedua. Hingga penutupan babak Thailand unggul.
Pada lanjutan babak ketiga, Lia berhasil menyamakan kedudukan melalui tendangan lurus ke arah perut Worawong hingga muncul skor imbang 4-4. Worawong kembali mengejar ketertinggalannya dengan meraih tambahan tiga poin dari tendangan lurus ke arah kepala Lia sehingga skor menjadi 7-4.
Pada akhir babak ketiga, Lia dengan stamina yang terbatas berhasil mengejar ketertinggalannya dengan membalas perolehan tiga poin dari gerakan yang sama ke arah kepala. Skor 7-7 hingga akhir babak ketiga memaksa wasit dan dewan juri menggelar babak empat atau sudden death dengan mengembalikan skor menjadi 0-0.
Babak sudden death yang berjalan selama dua menit berlangsung alot dimana Lia tetap berjuang sekuat tenaga menghadapi Worawong di tengah keterbatasan staminanya, namun tidak terjadi adanya perubahan nilai dari babak tersebut. Hingga penutupan babak skor masih imbang 7-7.
Akhirnya, lima wasit masing-masing empat wasit sudut dan satu wasit tengah melakukan penilaian Superioritas yang meliputi poin agresivitas, tenaga, teknik, dan sikap. Wasitpun memenangkan Worawong atas penilaian tersebut.
(KR-AFR)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011
Tags: