Palembang (ANTARA News) - Mendukung negara lain, sah-sah saja. Tapi perlu dipertimbangkan kalau hal itu sampai seolah menihilkan hasil latihan dan perjuangan atlet andalan nasional sebagaimana kini terjadi di nomor sepak takrauw SEA Games 2011 di Palembag.

Hal itu terjadi saat kapten Tim Nasional putri sepak takraw Indonesia, Mega Citra. Dia "dikeroyok" orang sendiri yang bersalin rupa dalam kaus negara-negara lain sesama peserta SEA Games 2011.

"Kami sangat menyayangkan kenapa orang Indonesia rela menggadaikan harga diri bangsa hanya karena diberi baju dan atribut negara lain," kata dia, di Palembang, Minggu. Pada tataran politik, praktik ini suka dikenal dengan nama politik uang.

Ratusan siswa SMP dan SMA di Kota Palembang secara bergantian menggunakan kostum sejumlah negara, seperti Thailand, Malaysia dan Brunei Darussalam, untuk mendukung tim lawan menjadi pemenang.

Reni, salah seorang siswa sekolah menengah di Palembang mengatakan, mereka diminta menjadi pendukng tim negara lain itu.

"Bukan hanya disediakan baju dan atribut sesuai negara yang didukung, tetapi juga mendapatkan uang saku.
Kami dikoordinir guru untuk menjadi pendukung tim sesuai dengan negara yang meminta," kata dia.

Tidak jelas, siapa "pemodal" di balik aksi salin baju kaus yang melibatkan ratusan pelajar itu.

Jika di lapangan para atlet saling beradu peluang dan memanfaatkan kelemahan dan kelengahan lawan maka di Bali, gelanggang pada ranah diplomasi sedang dilakukan pemerintahan ke-10 negara ASEAN untuk mewujudkan kemakmuran dan keamanan bersama.

Bukan cuma Kawasan Asia Tenggara saja, karena hal itu didiseminasikan sampai ke Kawasan Asia Timur (dan Pasifik) dalam KTT Asia Timur; yang untuk pertama kalinya dihadiri pemimpin negara Amerika Serikat dan Rusia. (ANT-037)