Emas anjlok 38,3 dolar karena rencana Fed gandakan kenaikan suku bunga
26 April 2022 04:46 WIB
Pramuniaga menunjukkan emas untuk investasi atau batangan Antam di sebuah gerai emas di Malang, Jawa Timur, Kamis (10/3/2022). Pengusaha emas setempat mengatakan fluktuasi harga emas yang cenderung meningkat dan berada di kisaran Rp1.012.000 per gram akibat dipengaruhi krisis perang Rusia - Ukraina membuat transaksi buyback atau pembelian kembali dalam dua pekan terakhir meningkat hingga 13 persen. ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/foc.
Chicago (ANTARA) - Emas jatuh pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB) karena dolar AS menguat untuk sesi ketiga berturut-turut di tengah ekspektasi Federal Reserve mengadopsi kenaikan suku bunga 50 basis poin pada pertemuan kebijakan Mei.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, anjlok 38,30 dolar AS atau 1,98 persen, menjadi ditutup pada 1.896,00 dolar AS per ounce. Minggu lalu, emas berjangka jatuh 2,0 persen, penurunan tak terduga setelah melonjak ke level tertinggi enam minggu di 2.003 dolar AS pada Senin (18/4/2022).
Baca juga: Emas anjlok di tengah kegelisahan suku bunga naik dan dolar yang kuat
Pada 18 April, emas untuk pengiriman Juni mencapai level tertinggi enam minggu di 2.003 dolar AS per ounce di tengah kekhawatiran bahwa Amerika Serikat dapat mengalami resesi dari tindakan agresif Fed untuk mengendalikan inflasi.
Para analis pasar percaya penurunan emas baru-baru ini dapat dikaitkan dengan daya tarik aset safe-haven lainnya, katakan dolar yang lebih tinggi dan imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang meningkat, karena emas adalah aset tanpa bunga.
Baca juga: Emas capai terendah 2 minggu, Fed lebih agresif dan dolar lebih kuat
Kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve telah dijamin pada Mei dan Juni dan sangat mungkin terjadi pada Juli, ini telah mendukung dolar AS.
Serangkaian pembicara Fed telah menenangkan beberapa kekhawatiran pasar selama seminggu terakhir bahwa ekonomi dapat berubah negatif dari upaya bank sentral untuk membatasi tekanan harga yang tumbuh pada laju tercepat mereka dalam 40 tahun.
Sementara kekhawatiran akan hard landing bagi perekonomian belum sepenuhnya hilang, optimisme, terutama terhadap pasar tenaga kerja yang luar biasa, telah menghasilkan beberapa pesimisme. Itu telah mengirim dolar – penerima manfaat utama dari kenaikan suku bunga – lebih tinggi, membuat emas dan aset safe-haven lainnya menderita.
Baca juga: Harga emas jatuh 13,9 dolar AS tertekan penguatan dolar AS
Pada Senin (25/4/2022), indeks dolar, yang mengukur mata uang AS terhadap mata uang rival utamanya, mencapai level tertinggi 25-bulan di 101,745.
Imbal hasil obligasi AS, yang sering berjalan berdampingan dengan dolar, akhir-akhir ini telah terlepas dari greenback. Imbal hasil pada obligasi pemerintah AS 10-tahun AS turun untuk hari ketiga berturut-turut, kehilangan hampir 4,0 persen pada hari itu.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei turun 58,9 sen atau 2,43 persen, menjadi ditutup pada 23,67 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli merosot 22,4 dolar AS atau 2,42 persen, menjadi ditutup pada 905 dolar AS per ounce.
Baca juga: Emas menuju penurunan mingguan, karena imbal hasil dan dolar AS naik
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, anjlok 38,30 dolar AS atau 1,98 persen, menjadi ditutup pada 1.896,00 dolar AS per ounce. Minggu lalu, emas berjangka jatuh 2,0 persen, penurunan tak terduga setelah melonjak ke level tertinggi enam minggu di 2.003 dolar AS pada Senin (18/4/2022).
Baca juga: Emas anjlok di tengah kegelisahan suku bunga naik dan dolar yang kuat
Pada 18 April, emas untuk pengiriman Juni mencapai level tertinggi enam minggu di 2.003 dolar AS per ounce di tengah kekhawatiran bahwa Amerika Serikat dapat mengalami resesi dari tindakan agresif Fed untuk mengendalikan inflasi.
Para analis pasar percaya penurunan emas baru-baru ini dapat dikaitkan dengan daya tarik aset safe-haven lainnya, katakan dolar yang lebih tinggi dan imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang meningkat, karena emas adalah aset tanpa bunga.
Baca juga: Emas capai terendah 2 minggu, Fed lebih agresif dan dolar lebih kuat
Kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve telah dijamin pada Mei dan Juni dan sangat mungkin terjadi pada Juli, ini telah mendukung dolar AS.
Serangkaian pembicara Fed telah menenangkan beberapa kekhawatiran pasar selama seminggu terakhir bahwa ekonomi dapat berubah negatif dari upaya bank sentral untuk membatasi tekanan harga yang tumbuh pada laju tercepat mereka dalam 40 tahun.
Sementara kekhawatiran akan hard landing bagi perekonomian belum sepenuhnya hilang, optimisme, terutama terhadap pasar tenaga kerja yang luar biasa, telah menghasilkan beberapa pesimisme. Itu telah mengirim dolar – penerima manfaat utama dari kenaikan suku bunga – lebih tinggi, membuat emas dan aset safe-haven lainnya menderita.
Baca juga: Harga emas jatuh 13,9 dolar AS tertekan penguatan dolar AS
Pada Senin (25/4/2022), indeks dolar, yang mengukur mata uang AS terhadap mata uang rival utamanya, mencapai level tertinggi 25-bulan di 101,745.
Imbal hasil obligasi AS, yang sering berjalan berdampingan dengan dolar, akhir-akhir ini telah terlepas dari greenback. Imbal hasil pada obligasi pemerintah AS 10-tahun AS turun untuk hari ketiga berturut-turut, kehilangan hampir 4,0 persen pada hari itu.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei turun 58,9 sen atau 2,43 persen, menjadi ditutup pada 23,67 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli merosot 22,4 dolar AS atau 2,42 persen, menjadi ditutup pada 905 dolar AS per ounce.
Baca juga: Emas menuju penurunan mingguan, karena imbal hasil dan dolar AS naik
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022
Tags: