Nusa Dua, Bali (ANTARA News) - Tak hanya satu. Di penghujung 2011 ini, Indonesia menggelar dua penghelatan akbar se-Asia Tenggara. Pada saat bersamaan pula.

Pertama adalah pesta olah raga se-Asia Tenggara (SEA Games) XXVI yang digelar di Palembang, Sumatra Selatan dan Jakarta pada 11-22 November.

Lalu kedua, "pesta" para elite penguasa se-Asia Tenggara dan para mitra wacaranya pada pertemuan puncak (KTT) ke-19 ASEAN di Nusa Dua, Bali, 13-20 November.

Ketika ribuan atlet Asia Tenggara, ditambah Timor Leste, saling bersaing untuk menjadi yang terbaik di kawasan, para elit politik Asia Tenggara duduk semeja membahas isu-isu yang menjadi perhatian bersama.

Ini bukan pekerjaan mudah bagi Indonesia walau memiliki pengalaman panjang sebagai tuan rumah berbagai acara internasional.

Untuk itu sejak jauh-jauh hari Indonesia menyiapkan diri sehingga wibawa sebagai salah satu pendiri ASEAN ikut terjaga.

Kendati sempat terseok dalam menyiapkan SEA Games, terutama pembangunan kawasan olahraga Jakabaring yang tidak tepat waktu akibat kasus dugaan korupsi dan protes wartawan asing terhadap ketidaklancaran penyelenggaraan KTT ke-18 ASEAN di Jakarta awal 2011, akhirnya Indonesia berhasil mempersiapkan semuanya.

Pada 11 November malam, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membuka SEA Games XXVI di kawasan olahraga Jakabaring, setelah sebelumnya meresmikan kompleks olahraga seluas 325 hektare atau terluas di Asia Tenggara.

Sementara di Bali persiapan menyambut sedikitnya 18 pemimpin negara --10 negara ASEAN dan delapan mitra wicaranya-- terus berlangsung.

Dua bulan lalu kompleks Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) selesai dibangun. Lalu, beberapa hari tersisa digunakan oleh seluruh pihak yang terlibat untuk menyiapkan secara lebih layak lagi pernak-pernik untuk berbagai acara pada pertemuan puncak tahunan itu.

Memperkuat kebersamaan

Sebagai tuan rumah, tanggung jawab Indonesia lebih dari sekedar memastikan lokasi acara layak dan nyaman bagi para peserta, tapi juga kewajiban untuk memastikan agenda dan tujuan penyelenggaraan pesta besar yang menyedot dana tidak sedikit itu tercapai.

Dalam pembukaan SEA Games XXVI, Presiden Yudhoyono mengingatkan soal itu secara khusus. Dia berkata, SEA Games adalah langkah nyata memperkuat kebersamaan di kawasan Asia Tenggara. Dan ini juga cita-cita besar ASEAN.

"ASEAN kian menjadi kawasan dinamis dan penuh kemajuan. Mari kita tingkatkan kerja sama dan kemitraan lebih tinggi untuk mewujudkan Asia Tenggara yang damai, adil, maju dan sejahtera," kata Presiden.

Ketua ASEAN 2011 itu optimistis Asia Tenggara akan menjadi pilar penting kemajuan Asia, bahkan dunia.

"Tanda-tanda dan jalan Tuhan ke arah itu mulai tampak jelas dan Insya Allah akan memberikan peluang besar," katanya.

Dua sukses

Saat meninjau persiapan KTT ke-19 ASEAN di Bali, bulan lalu, Yudhoyono menyampaikan keinginannya agar rangkaian pertemuan para pemimpin ASEAN dan mitra wicaranya itu tidak hanya sukses dalam hal penyelenggaraan namun juga substansi.

"Saudara tahu pengertian sukses, sukses penyelenggaraan dan sukses substansi," katanya.

Yang dimaksudnya sukses substansi adalah salah satu penanda keberhasilan Indonesia sebagai tuan rumah, dan in bisa dalam bentuk disepakatinya keputusan atau dokumen tentang ASEAN.

"Di Bali ini, kita hasilkan deklarasi atau apa pun namanya sebagai dokumen sejarah untuk mengatasi masalah regional dan global," kata Yudhoyono.

KTT ASEAN, katanya, akan tetap memiliki "benang merah" dengan pertemuan multilateral lain seperti pertemuan G-20 di Prancis dan APEC di Honolulu, AS beberapa hari lalu. Presiden Yudhoyono menghadiri keduanya, dan dia tidak hanya mewakili kepentingan rakyat Indonesia namun juga negara-negara berkembang.

Presiden menilai pertemuan-pertemuan tersebut bisa menjadi pembanding sehingga Indonesia bisa mempersembahkan yang terbaik kepada ASEAN, apalagi Indonesia memiliki tradisi menjadi tuan rumah yang baik yang harus dipertahankan siapa pun.

KTT ke-19 ASEAN dan rangkaiannya --KTT ASEAN+3, ASEAN-PBB dan KTT Asia Timur-- akan dihadiri juga oleh delapan pemimpin negara mitra wicara ASEAN yaitu Jepang, Korea Selatan, China, India, Selandia Baru, Australia, Rusia dan Amerika Serikat.

Presiden Yudhoyono akan memimpin pertemuan puncak ini untuk kemudian enyerahkan keketuaan ASEAN kepada Kamboja.

Masih ada satu insentif yang diharapkan Indonesia dari dua pesta akbar itu, yaitu kian hidupnya industri pariwisata nasional menyusul berduyun-duyun masuknya ribuan orang dari negara-negara sahabat ke Indonesia lewat dua perhelatan tersebut.

G003*D013*F008/A011