Taekwondoin Indonesia kecewa tiga poin dianulir
12 November 2011 21:42 WIB
Perunggu dari Taekwondo Atlet Taekwondo Indonesia, Yulius Fernando bersama medali perunggu yang diperolehnya dinomor Kyorugi (tarung) Putra Bawah 74 kg dalam Sea Games XXVI di Jakarta, Sabtu (12/11). (FOTO ANTARA/ Dhoni Setiawan)
Jakarta (ANTARA News) - Taekwondoin Indonesia Yulius Fernando mengaku tidak puas dengan keputusan wasit yang menganulir tiga serangannya saat menghadapi atlet Vietnam di SEA Games XXVI nomor kyorugi (Tarung) putra di bawah 74 Kg, Sabtu.
"Saya kecewa terhadap wasit karena serangan yang saya yakin masuk tidak dihitung poin," kata Yulius, usai betanding di GOR POPKI, Cibubur, Jakarta.
Tiga serangan tersebut adalah Dolke Chagi atau tendangan berputar 180 drajat dengan melompat sebanyak dua kali ke arah kepala pada ronde dua dan Dwi Hurigi atau tendangan melingkar putar ke belakang 45 drajat ke arah dada pada babak ketiga.
"Namun serangan itu dianulir oleh wasit tanpa alasan yang jelas," katanya.
Yulius mengatakan, penganuliran itu dianggap sebagai kesalahan oleh juri sehingga mengakibatkan perolehan satu poin yang dimiliki sebelumnya berkurang sehingga skor akhir menjadi 3-0 untuk kemenangan Vietnam pada tahap semi final.
"Saya kurang puas hanya dengan meraih perunggu karena tidak sebanding dengan latihan keras yang saya lakukan," katanya.
Pelatih Yulius, Budi Setiawan, mengatakan alasan dewan juri menganulir nilai itu karena dianggap sebagai tindakan yang dilarang karena terlampau keras mengarah pada bagian wajah.
"Padahal, saya melihat sendiri bahwa serangan itu sah, begitu pula dengan penonton," kata Budi.
Menurut dia, wasit tersebut perlu mendapat evaluasi dari pihak terkait atas penilaiannya yang dianggap merugikan perwakilan tuan rumah.
"Seharusnya Yulius memperoleh lima poin dalam pertandingan tadi dan bisa lolos hingga final bila wasit betindak sesuai realita," katanya.
Namun, kekalahan tersebut akan dijadikan sebagai evaluasi untuk tampil lebih baik dalam pertandingan selanjutnya hingga 15 November mendatang.
(KR-AFR/I016)
"Saya kecewa terhadap wasit karena serangan yang saya yakin masuk tidak dihitung poin," kata Yulius, usai betanding di GOR POPKI, Cibubur, Jakarta.
Tiga serangan tersebut adalah Dolke Chagi atau tendangan berputar 180 drajat dengan melompat sebanyak dua kali ke arah kepala pada ronde dua dan Dwi Hurigi atau tendangan melingkar putar ke belakang 45 drajat ke arah dada pada babak ketiga.
"Namun serangan itu dianulir oleh wasit tanpa alasan yang jelas," katanya.
Yulius mengatakan, penganuliran itu dianggap sebagai kesalahan oleh juri sehingga mengakibatkan perolehan satu poin yang dimiliki sebelumnya berkurang sehingga skor akhir menjadi 3-0 untuk kemenangan Vietnam pada tahap semi final.
"Saya kurang puas hanya dengan meraih perunggu karena tidak sebanding dengan latihan keras yang saya lakukan," katanya.
Pelatih Yulius, Budi Setiawan, mengatakan alasan dewan juri menganulir nilai itu karena dianggap sebagai tindakan yang dilarang karena terlampau keras mengarah pada bagian wajah.
"Padahal, saya melihat sendiri bahwa serangan itu sah, begitu pula dengan penonton," kata Budi.
Menurut dia, wasit tersebut perlu mendapat evaluasi dari pihak terkait atas penilaiannya yang dianggap merugikan perwakilan tuan rumah.
"Seharusnya Yulius memperoleh lima poin dalam pertandingan tadi dan bisa lolos hingga final bila wasit betindak sesuai realita," katanya.
Namun, kekalahan tersebut akan dijadikan sebagai evaluasi untuk tampil lebih baik dalam pertandingan selanjutnya hingga 15 November mendatang.
(KR-AFR/I016)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011
Tags: