Yogyakarta (ANTARA) - Sosiolog kriminalitas dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Suprapto meminta masyarakat mampu mengantisipasi aksi kejahatan saat perjalanan mudik Lebaran 2022.

"Selama mudik jangan memberi peluang atau kesempatan kepada para pelaku yang berniat berbuat kejahatan," kata Suprapto di Yogyakarta, Minggu.

Menurut dia, ada dua sasaran aksi kriminalitas yang biasa muncul saat mudik Lebaran 2022, yaitu di jalanan dan tempat tinggal.

Baca juga: Menhub sebut mekanisme tarif tol gratis akan diatur Polri

Bagi para pemudik, ia berharap mereka telah memiliki strategi mengantisipasi kejahatan secara mandiri dan tidak hanya bergantung pada pos-pos keamanan yang didirikan aparat kepolisian di sejumlah titik jalur mudik.

"Tidak bisa membebankan sepenuhnya pada pos-pos keamanan karena rasio petugas keamanan dengan jumlah warga yang akan mudik tentu tak sebanding," ujar dia.

Saat melakukan perjalanan, menurut dia, para pemudik sebaiknya tidak memilih melintasi jalur-jalur yang sepi, apalagi jika dalam satu kendaraan hanya terdiri atas satu atau dua orang.

Baca juga: Polri: Operasi Ketupat upaya ciptakan mudik sehat, aman, dan lancar

Menurutnya, tidak sedikit pelaku kejahatan yang memanfaatkan situasi sepi untuk melancarkan aksinya.

Namun demikian, tidak menutup kemungkinan pula kejahatan muncul di lokasi yang padat karena pelaku kejahatan biasa menyelinap di antara sejumlah orang atau keramaian.

"Untuk itu, ketika lampu lalu lintas menyala merah sebaiknya tidak membuka jendela mobil dan kalau bisa jangan demonstratif dengan memperlihatkan barang-barang bawaan," kata dia.

Selain itu, menurut Suprapto, aksi kejahatan saat mudik Lebaran 2022 memungkinkan muncul di permukiman warga karena biasanya banyak rumah kosong.

Karena itu, ia berharap warga yang hendak meninggalkan rumah untuk mudik ke kampung halaman tidak segan melapor atau berpamitan kepada warga atau tetangganya sehingga keamanan di lingkungan perumahan dipastikan tetap terkontrol.

Baca juga: Ini 10 tips mudik aman dan sehat ala Polri

"Karena biasanya banyak pelaku kejahatan mempelajari mana yang kira-kira kosong, maka sebelum pergi pastikan amankan pintu dan jendela rumah dan kalau bisa menitipkan ke tetangga," kata dia.

Sementara itu, bagi aparat kepolisian dan relawan, ia berharap dapat memperbanyak titik pos keamanan dan menyebarluaskan sarana komunikasi yang dapat diakses masyarakat.

"Nomor kontak berapa yang bisa dihubungi sehingga ketika tindak kejahatan muncul di tempat yang agak jauh dari pos keamanan, maka masyarakat mudah meminta pertolongan," kata dia.