"Permintaan akan produk kami sangat tinggi dan pasokan susu tidak cukup untuk memenuhinya," kata Direktur Pelaksana Khalid Khan Niamat kepada Xinhua belum lama ini. Pabrik itu tak hanya mengemas susu untuk dijual, tetapi juga memproduksi keju, yoghurt, dan krim.
"Sayangnya, karena minimnya susu dan peternakan sapi perah, pabrik susu kami tidak dapat memenuhi permintaan pasar," kata Niamat. "Kami memiliki 20 pegawai yang dipekerjakan langsung di sini, tetapi 3.000 orang lainnya bekerja di rantai pasokan," kata Niamat.
Eastern Dairy mengandalkan pemilik ternak yang membutuhkan kedamaian dan stabilitas untuk berproduksi. "Setelah situasi menjadi damai, pemerintah mendukung para peternak sapi perah, terutama untuk mengurangi ketergantungan pada produk luar negeri," jelas Niamat.
"Susu yang kami jual di pabrik susu ini dapat membawa perubahan pada kondisi kehidupan kami," kata pemilik ternak Mohsen Khan, yang memiliki beberapa ekor sapi dan berharap industri peternakan sapi perah berkembang pesat di negara itu.
"Mendukung ternak dan peternakan sapi perah akan memperkuat perekonomian desa. Susu yang kami jual ke Khatiz Labaniat dapat mengubah hidup kami," ujarnya.
Sediqullah, yang bekerja di pabrik susu tersebut, mengatakan kepada Xinhua bahwa Afghanistan cocok untuk mengembangkan pertanian dan peternakan, sehingga meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Jenis kerja sama antara pemerintah dan sektor swasta ini akan membantu menstabilkan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja, kata para analis lokal, seraya menekankan pentingnya menjaga ketenangan demi upaya pembangunan kembali di negara yang dilanda perang itu. Selesai