Garut (ANTARA) - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) berharap kreator film di Kabupaten Garut, Jawa Barat mengangkat ciri khas daerah dalam berkarya sehingga budaya lokal lebih dikenal luas.

"Sebenarnya kalau membuat film sosial budaya itu dampaknya banyak, pertama daerah itu sendiri lebih terkenal, karena film sebagai sarana sosialisasi," kata Direktur Industri Musik, Film dan Animasi Kemenparekraf Mohammad Amin dalam bincang kreatif bertema "Membuat Film dengan Nilai Sosial Budaya Daerah" di Garut, Minggu.

Ia menuturkan Kabupaten Garut yang memiliki banyak potensi harus terus dipromosikan sebagai ciri khas sosial, seni maupun budaya, atau kearifan lokal melalui karya film sehingga banyak orang mau datang ke Garut.

Baca juga: Gubernur perjuangkan produk film lokal Bali tayang di bioskop

Selama ini, kata dia, banyak kreator film Garut yang memiliki banyak karya, bahkan dalam acara tadi ada usulan film tentang nama julukan Garut yaitu Intan, sebutan yang disematkan oleh Presiden Indonesia pertama Soekarno.

"Garut ini ada kata kuncinya yaitu Intan, nama yang diberikan oleh Bung Karno, bagaimana itu jadi khas, saya sendiri saja baru tahu," katanya.

Ia menyampaikan pemerintah selama ini terus mendorong kreator film dengan membuat berbagai kegiatan seperti diskusi dengan menghadirkan kreator film ternama seperti yang dilaksanakan di Kabupaten Garut.

Selain melakukan sosialisasi, kata dia, Kemenparekraf juga menyediakan dana stimulan untuk siapa saja yang membuat film dan lolos seleksi berdasarkan hasil penilaian kementerian.

Baca juga: Pemerintah bantu promosi dan produksi film lokal

"Jadi kalau filmnya sudah jadi, lalu lolos seleksi akan dibantu," katanya.

Ia menyebutkan seperti tahun sebelumnya mereka yang lolos seleksi untuk kategori industri film mendapatkan dana stimulan sampai Rp1,5 miliar, dan untuk komunitas film sebesar Rp100 juta.

"Untuk Garut ada kesempatan mendapatkan dana itu, seperti yang sudah saya sampaikan tadi," katanya.

Baca juga: Festival diharapkan bisa dorong ekosistem perfilman lokal

Baca juga: Konten lokal semarakkan keberagaman layanan "streaming"

Baca juga: Kemenparekraf dorong pemuda buat film budaya lokal