Pemprov Jatim gandeng Maxxi Tani percepat penanaman padi
24 April 2022 19:57 WIB
Gubernur Jatim Khofifah menanam padi didampingi Bupati Ngawi Ony Anwar dan Forkopimda Ngawi dalam kegiatan Gerakan Percepatan Tanam Padi di Desa Dempel, Kecamatan Geneng, Kabupaten Ngawi, Minggu (24/4/2022). ANTARA/Louis Rika/aa.
Ngawi (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur menggandeng perusahaan swasta, PT Maxxi Tani Teknologi, perusahaan yang bergerak di bidang digitalisasi proses pertanian, untuk mempercepat penanaman padi guna mendukung ketahanan dan kedaulatan pangan.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan Jawa Timur merupakan provinsi utama penghasil padi nasional yang pada 2021, total penanaman padi mencapai 1,74 juta hektare, dengan produksi 9,90 juta ton.
"Pentingnya percepatan tanam ini mengingat Jawa Timur merupakan penyuplai beras di 16 provinsi lain di Indonesia timur. Jawa Timur selama dua tahun terakhir juga berhasil menjadi penghasil padi nomor satu di Indonesia," ujar Gubernur Khofifah dalam kegiatan Gerakan Percepatan Tanam Padi di Desa Dempel, Kecamatan Geneng, Kabupaten Ngawi, Minggu.
Menurut dia, percepatan tanam padi tersebut juga sebagai upaya agar Jawa Timur tidak hanya mencapai ketahanan pangan, namun juga kedaulatan pangan.
Karena itu, kolaborasi dengan Maxxi tersebut juga merupakan upaya Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk melakukan percepatan tanam guna mencapai IP 400.
Adapun, program IP400 merupakan inovasi usaha tani dalam rangka mengoptimalkan pemanfaatan lahan sehingga bisa tanam dan panen empat kali dalam setahun.
Khofifah mengatakan Kabupaten Ngawi adalah sentra produksi padi di Jawa Timur dengan luas areal penanaman seluas 146.816 hektare dengan hasil produksi padi mencapai 902.817 ton gabah kering giling (GKG) per tahun.
"Beras merupakan komoditas penting bagi masyarakat Indonesia. Karena itu ketahanannya di masyarakat harus dijaga agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Salah satunya dengan penerapan teknologi percepatan penanaman untuk meningkatkan produktivitas padi," kata dia.
Founder dan CEO Maxxi Tani Nicholas Taniadi mengatakan pihaknya berkomitmen meningkatkan efisiensi produksi pertanian guna mempercepat masa tanam dengan tetap fokus pada peningkatan hasil di tengah isu penurunan luas lahan karena pertumbuhan populasi.
"Penerapan teknologi untuk meningkatkan produktivitas dan pada akhirnya pendapatan petani adalah sebuah upaya yang perlu dilakukan di tengah kondisi penurunan luasan lahan dan peningkatan populasi. Secara umum, petani memiliki keterbatasan untuk mengakses teknologi yang sudah ada, hal ini disebabkan karena keterbatasan modal, informasi, dan manajemen," kata Nicholas.
Untuk itu, Maxxi, yang memiliki visi menyediakan teknologi untuk petani tersebut hadir di tengah petani dengan menyediakan akses untuk teknologi dan pembiayaan.
Teknologi yang disediakan antara lain traktor olah tanah, benih padi bersertifikat, penanaman dengan rice transplanter, pestisida, serta penyemprotannya dengan drone, dan akhirnya panen dengan menggunakan mesin combine harvester.
Sistem kemitraan Maxxi telah dilakukan di Jawa Timur sejak 2021 dan saat ini telah dilaksanakan di 17 kabupaten, dengan rencana penanaman pada 2022 seluas 30.000 hektare dan bekerja sama dengan sekitar 100.000 petani.
Dari pengalaman para petani yang telah ikut di dalam kemitraan Maxxi mendapatkan keuntungan antara lain pembiayaan, penghematan biaya budi daya sekitar 10 persen, dan peningkatan produksi sebesar 20 persen.
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Khofifah juga menyerahkan bantuan berupa dua unit bed dryer kepada Kelompok Tani Dempel Bangkit serta melihat langsung proses penyemprotan pestisida dengan drone.
Sementara, Bupati Ngawi menyampaikan terima kasih atas perhatian yang diberikan Pemprov Jatim. Dengan potensi luasan lahan dan produksi padi di Ngawi, pihaknya optimistis akan terus terjadi peningkatan produksi di masa depan.
"Kami akan terus berupaya untuk meningkatkan produksi padi di Kabupaten Ngawi," kata Bupati Ony Anwar.
Ia menambahkan, petani di Ngawi sudah sangat luar biasa, terlebih para petani milenial. Dengan dukungan Peraturan Bupati, diharapkan masa tanam bisa semakin cepat, tanah kembali subur, dan tidak ketergantungan dengan pupuk kimia sintesis.
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Khofifah didampingi Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Jawa Timur Hadi Sulistyo, Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono, Forkopimda Ngawi, dan OPD Pemkab Ngawi terkait.
Baca juga: Gubernur Khofifah pastikan stok pangan Jatim aman hadapi Ramadhan 2021
Baca juga: Gubernur Jatim percepat masa tanam padi di lima kabupaten
Baca juga: Pemprov Jatim sebut kekeringan tak pengaruhi produktivitas padi
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan Jawa Timur merupakan provinsi utama penghasil padi nasional yang pada 2021, total penanaman padi mencapai 1,74 juta hektare, dengan produksi 9,90 juta ton.
"Pentingnya percepatan tanam ini mengingat Jawa Timur merupakan penyuplai beras di 16 provinsi lain di Indonesia timur. Jawa Timur selama dua tahun terakhir juga berhasil menjadi penghasil padi nomor satu di Indonesia," ujar Gubernur Khofifah dalam kegiatan Gerakan Percepatan Tanam Padi di Desa Dempel, Kecamatan Geneng, Kabupaten Ngawi, Minggu.
Menurut dia, percepatan tanam padi tersebut juga sebagai upaya agar Jawa Timur tidak hanya mencapai ketahanan pangan, namun juga kedaulatan pangan.
Karena itu, kolaborasi dengan Maxxi tersebut juga merupakan upaya Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk melakukan percepatan tanam guna mencapai IP 400.
Adapun, program IP400 merupakan inovasi usaha tani dalam rangka mengoptimalkan pemanfaatan lahan sehingga bisa tanam dan panen empat kali dalam setahun.
Khofifah mengatakan Kabupaten Ngawi adalah sentra produksi padi di Jawa Timur dengan luas areal penanaman seluas 146.816 hektare dengan hasil produksi padi mencapai 902.817 ton gabah kering giling (GKG) per tahun.
"Beras merupakan komoditas penting bagi masyarakat Indonesia. Karena itu ketahanannya di masyarakat harus dijaga agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Salah satunya dengan penerapan teknologi percepatan penanaman untuk meningkatkan produktivitas padi," kata dia.
Founder dan CEO Maxxi Tani Nicholas Taniadi mengatakan pihaknya berkomitmen meningkatkan efisiensi produksi pertanian guna mempercepat masa tanam dengan tetap fokus pada peningkatan hasil di tengah isu penurunan luas lahan karena pertumbuhan populasi.
"Penerapan teknologi untuk meningkatkan produktivitas dan pada akhirnya pendapatan petani adalah sebuah upaya yang perlu dilakukan di tengah kondisi penurunan luasan lahan dan peningkatan populasi. Secara umum, petani memiliki keterbatasan untuk mengakses teknologi yang sudah ada, hal ini disebabkan karena keterbatasan modal, informasi, dan manajemen," kata Nicholas.
Untuk itu, Maxxi, yang memiliki visi menyediakan teknologi untuk petani tersebut hadir di tengah petani dengan menyediakan akses untuk teknologi dan pembiayaan.
Teknologi yang disediakan antara lain traktor olah tanah, benih padi bersertifikat, penanaman dengan rice transplanter, pestisida, serta penyemprotannya dengan drone, dan akhirnya panen dengan menggunakan mesin combine harvester.
Sistem kemitraan Maxxi telah dilakukan di Jawa Timur sejak 2021 dan saat ini telah dilaksanakan di 17 kabupaten, dengan rencana penanaman pada 2022 seluas 30.000 hektare dan bekerja sama dengan sekitar 100.000 petani.
Dari pengalaman para petani yang telah ikut di dalam kemitraan Maxxi mendapatkan keuntungan antara lain pembiayaan, penghematan biaya budi daya sekitar 10 persen, dan peningkatan produksi sebesar 20 persen.
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Khofifah juga menyerahkan bantuan berupa dua unit bed dryer kepada Kelompok Tani Dempel Bangkit serta melihat langsung proses penyemprotan pestisida dengan drone.
Sementara, Bupati Ngawi menyampaikan terima kasih atas perhatian yang diberikan Pemprov Jatim. Dengan potensi luasan lahan dan produksi padi di Ngawi, pihaknya optimistis akan terus terjadi peningkatan produksi di masa depan.
"Kami akan terus berupaya untuk meningkatkan produksi padi di Kabupaten Ngawi," kata Bupati Ony Anwar.
Ia menambahkan, petani di Ngawi sudah sangat luar biasa, terlebih para petani milenial. Dengan dukungan Peraturan Bupati, diharapkan masa tanam bisa semakin cepat, tanah kembali subur, dan tidak ketergantungan dengan pupuk kimia sintesis.
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Khofifah didampingi Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Jawa Timur Hadi Sulistyo, Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono, Forkopimda Ngawi, dan OPD Pemkab Ngawi terkait.
Baca juga: Gubernur Khofifah pastikan stok pangan Jatim aman hadapi Ramadhan 2021
Baca juga: Gubernur Jatim percepat masa tanam padi di lima kabupaten
Baca juga: Pemprov Jatim sebut kekeringan tak pengaruhi produktivitas padi
Pewarta: Louis Rika Stevani
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022
Tags: