Jakarta (ANTARA) - Pandemi COVID-19 telah membuat perubahan besar di bidang teknologi, apalagi semua kegiatan dilakukan secara virtual. Hal ini turut mempercepat akselerasi adopsi teknologi termasuk di industri musik.

Sebagaimana terjadi di sejumlah industri lain, digitalisasi tumbuh pesat di industri musik Indonesia. Mulai dari perusahaan rekaman, artis dan musisi hingga pencipta lagu harus bisa beradaptasi dengan tren digital agar tidak terlibas jaman.

Hampir seluruh penjualan musik kini juga terjadi di platform streaming dan hanya sedikit yang berjualan fisik. Para artis dan musisi juga semakin terbiasa menggelar konser maupun pertunjukan secara daring sehubungan dengan adanya pembatasan kontak fisik.

Sebagai terobosan dalam pemasaran dan distribusi hasil karya anak bangsa, label rekaman Sun Eater berkolaborasi dengan WIR Group, perusahaan teknologi berbasis Augmented Reality (AR), Virtual Reality (VR) dan Artificial Intelligence (AI), membuat lompatan digital dengan hadir di platform metaverse.

Baca juga: GUNDAM akan luncurkan proyek metaverse

Kukuh Rizal selaku CEO Sun Eater mengatakan bahwa inovasi serta pengembangan kreativitas sangat diperlukan untuk menentukan perkembangan musisi yang dinaunginya.

Metaverse sendiri dinilai sebagai suatu terobosan sekaligus lompatan digital untuk menjadikan Sun Eater sebagai perusahaan label rekaman yang akan menghadirkan pengalaman terbaik bagi penikmat musik. Kerja sama ini nantinya akan memungkinkan dilakukannya pertunjukan musik di dalam metaverse.

"Melalui platform metaverse, Sun Eater dapat membawa pembaharuan dan angin segar bagi industri musik dan rekaman, yang memungkinkan kami melakukan berbagai inovasi dan kreativitas di bidang pemasaran dan distribusi karya-karya musik maupun proses rekaman sehingga dapat mendukung pengembangan industri musik itu sendiri," ujar Kukuh dalam jumpa pers "Pendatanganan Kerjasama Sun Eater x WIR Group" di Jakarta, Jumat.

Sementara itu, Gupta Sitorus selaku Chief Marketing Officer WIR Group mengatakan bahwa industri musik di Indonesia sangat siap untuk mengadopsi teknologi tinggi seperti metaverse, mengingat platform ini dapat meningkatkan kapabilitas dan daya saing musisi dalam pengembangan industri ini.

Gupta lebih jauh menegaskan, kolaborasi ini merupakan wujud antusiasme generasi muda dalam mengeksplorasi dan menyambut metaverse.

"Kami meyakini metaverse mampu menjadi kekuatan pendorong untuk menciptakan generasi baru dalam bentuk ekosistem digital," kata Gupta.

Menurut Gupta, dengan masuk ke dunia metaverse, industri musik Indonesia dapat meningkatkan daya saing global, baik bagi perusahaan label maupun para musisi yang dinaunginya, serta menjangkau pemasaran dan distribusi yang lebih luas melalui inovasi dan pengembangan kreativitas tanpa batas.

"Kolaborasi ini merupakan satu bagian dari rangkaian kerja sama yang telah dijalin WIR Group dengan beberapa industri kreatif untuk membangun dan memperkaya platform metaverse yang tengah dikembangkan," jelasnya.

Baca juga: Telkom Metaverse Ecosystem hadirkan pengalaman baru industri kreatif

Baca juga: Duckie Land tawarkan keseruan main game sambil memburu "cuan"

Baca juga: Mocca gelar konser di Metaverse 23 April