Bandung (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) mencanangkan Sekolah Toleransi pertama di Indonesia di SMA Negeri 1 Kota Depok.

"Jadi sekolah toleransi pertama di Indonesia ini bisa menjadi contoh lain untuk sekolah di Jawa Barat, umumnya di Indonesia," kata Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat Dedi Supandi di Bandung, Jumat.

Dedi menuturkan pada Rabu (20/4) telah dilakukan penandatanganan prasasti pencanangan Sekolah Toleransi di SMA Negeri 1 Kota Depok yang juga dihadiri oleh Pangdam Jaya Mayjen TNI Untung Budiharto dan Wali Kota Depok Muhamad Indris.

Menurut dia pencanangan sekolah toleransi pertama di Indonesia ini sebagai upaya membumikan jiwa nasionalisme kebangsaan melalui pendidikan di Jawa Barat.

Ia berharap, ke depan setiap sekolah di Jawa Barat dapat mengimplementasikan hal yang sama.

"Adapun sekolah di Jawa Barat saat ini berjumlah 5.033. Jadi implementasinya ke depan, seperti di Garut kita berharap kurikulum antiradikalisme dan toleransi ini masuk ke dalam kurikulum bagian dari mata pelajaran PPKN di Satuan Pendidikan di Disdik Kabupaten Kota," kata dia.


Baca juga: Pengamat: SKB 3 Menteri wujud toleransi antaragama di sekolah

Baca juga: Sekolah harus jadi lembaga yang melembagakan nilai toleransi

Ia mengatakan dalam mata PPKN di tingkat SMA-nya, ada pendidikan antikorupsi yang sudah di gagas oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Kejati.

"Dan saya juga berharap, di seluruh siswa-siswi se-Jabar itu ada tagline perharinya, misalnya hari Senin harus bercerita tentang kebangsaan, Selasa bercerita tentang persatuan, Rabu tentang budaya lokalnya, Kamis tentang musyawarahnya, Jumat tentang keagamaannya, Sabtu tentang berkunjung kepada orang tua atau kakek dan neneknya," kata dia.

Oleh karena itu, lanjut Dedi, sejumlah implementasi itu akan diajarkan bagian dari budaya Pancasila yang harus dilakukan siswa-siswi.

"Jadi kita akan buat tagline per hari seperti itu menjadi bagian dari upaya kita," katanya.

Sementara itu, Pangdam Jaya Mayjen TNI Untung Budiharto menambahkan, bahwa untuk memupuk generasi muda agar memiliki sifat-sifat yang toleran, yakni menghargai sesama, mampu bekerja sama, dan menciptakan suatu kerukunan tanpa memandang suku, bangsa, agama sehingga dari sekolah inilah kader-kader toleransi selalu muncul dan menjadi pionir di dalam masyarakat.


"Tentu saja ini perlu kita tularkan di sekolah-sekolah lain, karena memang toleransi ini menjadi satu kekuatan untuk menjaga persatuan dalam skala mikro, keluarga, masyarakat maupun nantinya di bangsa negara Indonesia," kata Untung.


Baca juga: Pengamat sarankan penanaman toleransi melalui pendekatan sosial budaya

Baca juga: Sekolah Katolik di Muntilan selenggarakan lomba azan siswa Islam