Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid mengatakan terdapat lima agenda utama yang dibahas dalam pertemuan pertama pejabat tinggi bidang kebudayaan atau 1st Senior Officials Meeting (SOM) G20 secara daring, Jumat.

“Ada lima isu utama yang akan dibahas dalam pertemuan pertama ini. Pertemuan ini merupakan langkah awal sebelum Pertemuan Tingkat Menteri Kebudayaan G20 (G20 Culture Ministers’ Meeting) pada September mendatang,” ujar Hilmar dalam taklimat media di Jakarta, Jumat.

Lima isu utama yang dibahas dalam pertemuan yang dihadiri wakil dari 30 negara itu adalah mengenai peran budaya sebagai pendorong kehidupan berkelanjutan. Kemudian, tentang dampak ekonomi, lingkungan dan sosial dari kebijakan berbasis budaya.

Selanjutnya, tentang cultural commoning (pengelolaan bersama atas sumber daya budaya) yang mempromosikan gaya hidup berkelanjutan di tingkat lokal.

Berikutnya, akses yang berkeadilan untuk peluang ekonomi budaya. Terakhir, mobilisasi sumber daya internasional yang untuk mengarusutamakan pemulihan berkelanjutan dengan menginisiasi suatu mekanisme pendanaan untuk pemulihan seni dan budaya yang sangat terpukul selama pandemi.

Baca juga: Kemendikbudristek gelar pertemuan pejabat tinggi G20 bidang kebudayaan

Baca juga: Kemendikbudristek adakan "ruwatan" massal kebudayaan dalam G20


Hilmar menjelaskan bahwa dalam mempromosikan gaya hidup baru ini, budaya memainkan peran penting.

“Berbagai pengetahuan, institusi, ekspresi budaya, dan praktik yang kita warisi telah melewati ujian waktu sehingga terus dibawa ke zaman modern. Jika berbagai sumber budaya ini dikonsolidasikan, kita akan memiliki sarana untuk menciptakan gaya hidup yang lebih berkelanjutan,” kata Hilmar.

Puncak dari G20 bidang Kebudayaan adalah Culture Ministers’ Meeting (CMM) yang akan diselenggarakan di kawasan Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, pada 12 dan 13 September 2022. Pada pertemuan para Menteri Kebudayaan itu, Kemendikbudristek melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan akan menyelenggarakan serangkaian kegiatan, antara lain Kirab Budaya, Rapat Raksasa, Konser G20, dan Ruwatan Bumi.



Kirab Budaya dan Rapat Raksasa rencananya akan dihadiri oleh tidak kurang dari 2.000 pelaku budaya, masyarakat adat, dan komunitas budaya. Sedangkan Konser G20 akan melibatkan kolaborasi musisi dari negara-negara G20. Selain itu, Ruwatan Nusantara, Student Festival, Indonesia Bertutur, Konferensi Internasional Kebudayaan Indonesia, dan beragam kegiatan lainnya akan diselenggarakan untuk menyukseskan G20 bidang Kebudayaan.

Baca juga: Nadiem umumkan agenda prioritas pendidikan pada Presidensi G20

Baca juga: Indonesia angkat empat prioritas pendidikan dan kebudayaan pada G20