Nusa Dua (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meninjau lokasi yang akan digunakan sebagai tempat pelaksanaan KTT ke-19 ASEAN dan KTT terkait di Nusa Dua, Bali, Selasa malam.

Presiden yang didampingi Ibu Negara Ani Yudhoyono memulai tinjauan pada pukul 21.30 WITA. Mereka meninjau dua lokasi, yaitu Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) dan Bali International Convention Center (BICC).

Kepala Negara awalnya menuju BNDCC dan langsung menyimak paparan dari Komandan Paspampres Mayor Jenderal TNI Agus Utomo. Komandan Paspampres melaporkan tentang upacara penyambutan para kepala negara/pemerintahan yang akan hadir dalam KTT ASEAN dan KTT terkait.

Setelah itu, Yudhoyono menuju halaman dalam BNDCC yang akan dijadikan tempat foto bersama para pemimpin negara. Yudhoyono meminta sesi foto dilakukan di tempat itu karena ada latar belakang ukiran dari batu.

"Backgroundnya cantik ini," katanya.

Kemudian, Presiden meninjau beberapa ruangan, antara lain Nusa dua Hall 1, Nusa Dua Hall 2, Nusa Dua Hall 3, Nusa Dua Hall 5, dan ruang Uluwatu. Dia juga meninjau ruang wartawan yang berada di lantai tiga.

Presiden tidak banyak menyampaikan kekecewaan terhadap persiapan KTT ASEAN dan KTT terkait di BNDCC.

Namun, dia memberikan beberapa saran, antara lain tentang pemasangan semacam panggung untuk para pimpinan negara yang akan foto bersama.

Kepala Negara juga mengusulkan lokasi untuk menyambut pimpinan negara satu per satu serta tempat yang tepat bagi para juru foto dan juru kamera yang akan mengabadikan penyambutan itu.

Setelah sekitar satu jam meninjau BNDCC, Presiden dan rombongan langsung menuju BICC yang juga berada di komplek Nusa Dua.

Presiden meninjau sejumlah ruangan di BICC yang akan digunakan selama rangkaian KTT ASEAN dan KTT terkait.

Sebelum meninjau lokasi, Presiden memimpin rapat tentang persiapan KTT.

Dia ingin KTT ke-19 ASEAN dan KTT terkait di Bali sukses secara substansi, bukan hanya sukses dalam hal penyelenggaraan.

"Saudara tahu pengertian sukses, sukses penyelenggaraan dan sukses substansi," kata Yudhoyono saat membuka rapat tersebut.

Presiden menjelaskan, sukses substansi merupakan salah satu penanda keberhasilan Indonesia sebagai tuan rumah dan Ketua ASEAN. Sukses substansi bisa dalam bentuk disepakatinya keputusan atau dokumen tentang ASEAN.

"Di Bali ini kita hasilkan deklarasi atau apapun namanya sebagai dokumen sejarah untuk mengatasi masalah regional dan global," kata Yudhoyono.

KTT ASEAN, katanya, akan tetap memiliki keterkaitan dengan pertemuan multilateral lain, seperti pertemuan G 20 yang baru saja diselenggarakan di Perancis dan APEC yang akan diselenggarakan di Honoulu.

Pertemuan-pertemuan itu bisa dijadikan bahan pembanding, sehingga Indonesia bisa mempersembahkan yang terbaik bagi ASEAN.

Menurut Presiden, Indonesia memiliki tradisi menjadi tuan rumah yang baik. Oleh karena itu, semua pihak harus berusaha mempertahankannya.

Dalam rapat tersebut, Kepala Negara menyimak laporan Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi tentang penyelenggaraan KTT ASEAN dan KTT terkait lainnya.

Kemudian, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa memaparkan berbagai hal terkait substansi penyelenggaraan KTT ASEAN dan KTT terkait.

Presiden juga akan mendengarkan paparan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu tentang kegiatan jamuan makan malam kenegaraan dan kegiatan kepariwisataan.

Sejumlah menteri dan pejabat hadir dalam acara paparan itu, yaitu Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menko Kesra Agung Laksono, Mensesneg Sudi Silalahi, Menlu Marty Natalegawa, Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu, Menkominfo Tifatul Sembiring, Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, dan Kapolri Jenderal Pol Timur Pradopo.
(T.F008/M009)