Jakarta (ANTARA) - Presiden Republik Indonesia Joko Widodo meresmikan Pabrik Elemented Detonator milik PT DAHANA. Peresmian pabrik yang berlokasi di Energetic Material Center DAHANA, Subang Jawa Barat ini dilangsungkan bersamaan dengan peluncuran Holding BUMN Industri Pertahanan (DEFEND ID) ditandai dengan penandatanganan prasasti yang diselenggarakan di PT PAL Indonesia, Surabaya pada 20 April 2022.



Direktur Teknologi dan Pengembangan DAHANA, Suhendra Yusuf RPN yang juga Ketua Pelaksana Peluncuran Holding DEFEND ID menyampaikan, cita-cita membangun Pabrik Elemented Detonator merupakan salah satu strategi perusahaan untuk mewujudkan kemandirian bahan peledak dalam negeri, dan mengurangi ketergantungan akan impor, terutama pada sektor inititating Device.



“Terima kasih kepada Presiden Joko Widodo yang telah meresmikan Pabrik Elemented Detonator pertama di Indonesia. Ini merupakan langkah untuk mewujudkan visi perusahaan, ditempuh dengan menguasai aspek bahan baku detonator, yang merupakan strategi backward integration dari hilir ke hulu, serta mewujudkan kemandirian teknologi bahan peledak sehingga mengurangi impor dan menghemat devisa negara sebesar USD 6 juta/ tahun atau setara Rp 87 Miliar/ tahun,” ungkap Suhendra.



Suhendra juga menuturkan, Elemented Detonator merupakan salah satu bahan baku utama detonator yang terdiri dari high explosives sebagai isian utama (main charge) serta mengandung delay element untuk mengatur waktu tunda detonator. Elemented detonator nantinya akan digunakan pada pembuatan electric dan non-electric detonator produksi DAHANA yang saat ini telah melayani konsumen di bidang pertambangan, kuari, dan konstruksi.



Kehadiran pabrik ini menandai peningkatan penguasaan teknologi dan kemandirian bahan peledak detonator dari 35% menjadi 80%. Peningkatan nilai TKDN Detonator ini pun naik dari 14% menjadi 50%. Selain itu, dual use of technology yang dimilikinya juga dapat mendukung keperluan bahan peledak komersial dan militer.



"Dengan membangun Pabrik Elemented Detonator, DAHANA mewujudkan kemandirian teknologi bahan peledak, menghasilkan bahan peledak khususnya detonator dengan kualitas terbaik dan harga yang kompetitif, membatasi impor bahan peledak ke Indonesia supaya mengurangi ketergantungan terhadap negara lain, serta meningkatkan pendapatan dan laba perusahaan pada khususnya," pungkas Suhendra.