Washington (ANTARA News) - Di bawah gedung Capitol Hill sana, ada satu ruang berkarpet merah di mana kubu Demokrat dan Republik bertukar gagasan dan berbalas umpat perihal bagaimana menyusun anggaran belanja Amerika Serikat.
Di ruang itulah, "komisi super" Kongres AS mengadakan rapat anggaran.
Di ruang itu, sekelompok legislator AS mengunci diri guna bersepakat mengenai bagaimana mempersempit defisit anggaran yang tengah menganga itu, sekaligus mengempiskan utang yang terus membengkak.
Semenjak awal September, enam senator dan enam anggota DPR dalam komisi super itu duduk melingkar guna membahas anggaran belanja dan pajak.
Tak ada satu kursi istimewa di dalam ruangan bawah tanah berukuran 9 x 9 meter di Capitol Hill tersebut.
Enam wakil Republik dan enam Demokrat secara rutin bertukar tempat saat mereka berupaya dengan segala cara untuk bersepakat sampai 23 November untuk memangkas defisit hingga setidaknya 1,2 triliun dolar AS sampai 10 tahun ke depan.
Sejauh ini, belum ada sinyal mereka telah bersepakat. Satu saja keliru melangkah maka terciptalah kegalauan di kalangan investor dunia bahwa sistem politik AS tak mampu mengendalikan utangnya yang menggunung itu.
Mereka bekerja di bawah popularitas Kongres yang anjlok hingga 10 persen di mata rakyat Amerika. Itu adalah rekor terendah dalam sejarah. Ini karena kebuntuan akibat sikap partisan para legislator.
"Para anggota komisi didorong oleh satu rasa bahwa kini adalah masa paling berharga dalam sejarah AS untuk melahirkan solusi. Tapi saat bersamaan, anggota komisi harus bergulat melawan loyalitas politik yang tak bisa mereka kesampingkan," kata para pengikut rapat komisi super.
Demokrat dipaksa memangkas defisit sampai 3 triliun dolar AS selama 10 tahun. Itu jauh lebih tinggi dibandingkan target komisi super. Mereka juga harus membahas pemotongan anggaran dan pengenaan pajak pendapatan terbaru.
Namun kubu Republik mati-matian menentang proposal penaikan pajak.
Namun, di tengah perbedaan-perbedaan itu, persahabatan di antara mereka menyemai di Ruang 200. Senator Demokrat John Kerry dan Senator Republik Rob Portman, misalnya, sering bersepeda bersama sebelum memulai debat.
Kerry menjadi pemimpin informal bagi kelompok bipartisan yang terdiri dari enam legislator yang membentuk sub-sub grup guna menyempitkan perbedaan di antara mereka.
Kerry juga pernah mengundang enam anggota komisi super, termasuk Portman, ke rumahnya untuk makan malam bersama. Sementara Senator Patty Murray, wakil ketua panel Demokrat, dan Jeb Hensarling, wakil ketua komisi Republik, bekerja bahu membahu sambil menyisihkan perbedaan di antara mereka.
Tapi di beberapa kesempatan, mereka bersilang pendapat dengan amat keras, seperti antara Senator Demokrat Max Baucus yang seperti umumnya kubu Demokrat menginginkan semua opsi anggaran dibahas oleh komisi, melawan Senator Republik Jon Kyl yang menentang keras pemotongan anggaran pertahanan.
Ketegangan meningkat pada 25 Oktober manakala kubu Demokrat menawarkan rancangan pemotongan defisit sebesar 3 triliun dolar AS.
Kubu Republik pimpinan Kyl, mengiterupsi paparan Baucus, "Kita tak bersepakat mengenai apapun yang berkaitan dengan pendapatan."
Begitu diskusi memanas, semua pembantu sidang panel diperintahkan keluar ruangan. Para anggota komisi super berusaha mendinginkan lagi suasana dan mencoba meneruskan pembahasan.
Aura kesunyian menyeruak ke luar ruangan. Wartawan yang merubungi anggota komisi super pulang dengan tangan hampa. Para legislator mengangkat kedua tangannya sebagai tanda tidak ada sepatah pun kata untuk disampaikan kepada pers.
Agar para wakil rakyat itu bertahan dalam debat, sepasang mesin peracik kopi dan satu lemari Folgers Classic Roast ditaruh di atas meja kecil di sudut ruangan. "Kopi adalah minuman pilihan. Kopi membuat mereka bertahan," kata satu sumber.
Di sudut lain di ruang itu, satu baki sarat camilan tersaji.
Para anggota komisi umumnya tak banyak makan selama sesi debat. Tapi di satu hari, Kerry pernah menawarkan kue bolue kepada kolega-koleganya, sedangkan Kyl membawakan "sandwich" dari kantin Capitol Hill.
Di satu hari di bulan Oktober, mereka sejenak melupakan perbedaan guna menyanyikan "Selamat Ulang Tahun" kepada wakil ketua panel Demokrat, Murray.
Para wakil rakyat ini umumnya berbicara santun dan saling menghormati, bahkan Senator Republik Pat Toomey terkenal sangat santun.
Toomey menjadi favorit gerakan konservatif Partai Teh yang mendorong keras pemotongan belanja dan antikenaikan pajak. Toomey tampaknya ingin cepat-cepat bersepakat.
Sementara Kerry menjadi anggota panel yang paling banyak bicara namun dia dihormati baik oleh lawan maupun kawan.
Jika komisi super gagal bersepakat sebelam tenggat waktu, maka pemotongan belanja sebesar 1,2 triliun dolar AS otomatis diberlakukan sejak 2013.
Itu bakal memicu kemarahan seperti kedua kubu itu kerap berkelahi dalam soal belanja pertahanan (Republik) dan program kesejahteraan sosial (Demokrat).
Tenggat waktu kian dekat, namun kata sepakat belum dicapai.
"Kita tak akan tahu apakah kita akan mencapai kesepakatan sampai berhari-hari atau kurang dari tenggat waktu," kata sumber di ruang komisi super itu. (*)
sumber: Reuters
Ruang 200 dan Banggar-nya AS
Oleh Jafar M Sidik
8 November 2011 12:48 WIB
Capitol Hills (REUTERS/Darren Hauck)
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011
Tags: