Kemendikbudristek sebut peminat program sarjana terapan lebih banyak
21 April 2022 18:50 WIB
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Wikan Sakarinto dalam sosialisasi competitive fund vokasi 2022 dan peluncuran SK Transformasi D3 ke D4 di Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (21/4/2022) (ANTARA/Indriani)
Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Wikan Sakarinto menyebutkan peminat program sarjana terapan atau D4 lebih banyak dibandingkan diploma tiga (D3).
"Jumlah peminat program sarjana terapan di perguruan tinggi vokasi jauh di atas program diploma tiga. Hal ini telah dibuktikan oleh Sekolah Vokasi UGM. Waktu masih D3 perbandingannya 1:30, akan tetapi begitu buka D4 perbandingannya meningkat menjadi 1:100, " ujar Wikan dalam sosialisasi competitive fund vokasi 2022 dan peluncuran SK Transformasi D3 ke D4 di Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis.
Baca juga: Dirjen Vokasi serahkan 113 surat keputusan prodi sarjana terapan
Dia menambahkan program D4 memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan D3 seperti lulusan yang lebih disenangi oleh industri hingga memiliki kompetensi nonteknis yang lebih baik dibandingkan lulusan D3.
Industri dilibatkan sejak awal dalam perancangan kurikulum dan dosen-dosen yang mengajar di D4 juga berasal dari industri.
Dalam kesempatan itu, Kemendikbudristek menyerahkan surat keputusan D4 pada 113 program studi yang berasal dari 45 perguruan tinggi.
Baca juga: Kemendikbudristek: Kurikulum Merdeka kembalikan siswa pada kodratnya
"Industri paling diuntungkan dengan program D4 ini, karena kita rancang bersama industri dan dosen dari industri. Selama ini industri rugi, karena kehilangan tenaga kerja, karena banyak lulusan D3 yang bekerja sekian tahun, tetapi keluar dari perusahaan untuk melanjutkan ke S1. Padahal selama ini, industri sudah keluar biaya untuk pelatihan dan lainnya," terang dia.
Oleh karenanya, pihaknya mendorong agar program studi D3 beralih ke D4. Meski demikian pihaknya tidak akan mengejar kuantitas seperti berapa banyak jumlah lulusan yang diserap maupun perguruan tinggi yang melakukan MoU. Akan tetapi, lebih pada kualitas pembelajaran dan menghasilkan lulusan memiliki kompetensi.
Baca juga: LLDIKTI-X serahkan SK penambahan prodi dari Kemendikbudristek
"Nanti kami akan melakukan survei, mulai dari berapa pendapatan lulusan, bagaimana karirnya. Jadi tidak hanya sekedar terserap, " terang dia.
Wikan berpesan agar peningkatan status program studi, harus diikuti dengan peningkatan kualitas , kurikulum disusun dengan industri sehingga industri bisa melakukan sumbang saran, dan peningkatan kompetensi nonteknis dengan pembelajaran berbasis proyek.
Baca juga: Mendikbudristek ajak masyarakat gunakan Beasiswa Pendidikan Indonesia
"Jumlah peminat program sarjana terapan di perguruan tinggi vokasi jauh di atas program diploma tiga. Hal ini telah dibuktikan oleh Sekolah Vokasi UGM. Waktu masih D3 perbandingannya 1:30, akan tetapi begitu buka D4 perbandingannya meningkat menjadi 1:100, " ujar Wikan dalam sosialisasi competitive fund vokasi 2022 dan peluncuran SK Transformasi D3 ke D4 di Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis.
Baca juga: Dirjen Vokasi serahkan 113 surat keputusan prodi sarjana terapan
Dia menambahkan program D4 memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan D3 seperti lulusan yang lebih disenangi oleh industri hingga memiliki kompetensi nonteknis yang lebih baik dibandingkan lulusan D3.
Industri dilibatkan sejak awal dalam perancangan kurikulum dan dosen-dosen yang mengajar di D4 juga berasal dari industri.
Dalam kesempatan itu, Kemendikbudristek menyerahkan surat keputusan D4 pada 113 program studi yang berasal dari 45 perguruan tinggi.
Baca juga: Kemendikbudristek: Kurikulum Merdeka kembalikan siswa pada kodratnya
"Industri paling diuntungkan dengan program D4 ini, karena kita rancang bersama industri dan dosen dari industri. Selama ini industri rugi, karena kehilangan tenaga kerja, karena banyak lulusan D3 yang bekerja sekian tahun, tetapi keluar dari perusahaan untuk melanjutkan ke S1. Padahal selama ini, industri sudah keluar biaya untuk pelatihan dan lainnya," terang dia.
Oleh karenanya, pihaknya mendorong agar program studi D3 beralih ke D4. Meski demikian pihaknya tidak akan mengejar kuantitas seperti berapa banyak jumlah lulusan yang diserap maupun perguruan tinggi yang melakukan MoU. Akan tetapi, lebih pada kualitas pembelajaran dan menghasilkan lulusan memiliki kompetensi.
Baca juga: LLDIKTI-X serahkan SK penambahan prodi dari Kemendikbudristek
"Nanti kami akan melakukan survei, mulai dari berapa pendapatan lulusan, bagaimana karirnya. Jadi tidak hanya sekedar terserap, " terang dia.
Wikan berpesan agar peningkatan status program studi, harus diikuti dengan peningkatan kualitas , kurikulum disusun dengan industri sehingga industri bisa melakukan sumbang saran, dan peningkatan kompetensi nonteknis dengan pembelajaran berbasis proyek.
Baca juga: Mendikbudristek ajak masyarakat gunakan Beasiswa Pendidikan Indonesia
Pewarta: Indriani
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022
Tags: