Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis sore menguat didukung fundamental ekonomi domestik yang relatif solid.

Rupiah ditutup menguat 13 poin atau 0,09 persen ke posisi Rp14.344 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.357 per dolar AS.

"Selain fundamental data ekonomi (surplus perdagangan) yang mendukung, penguatan rupiah hari ini lebih dikarenakan pelemahan dolar AS (USD) dengan koreksi pada imbal hasil obligasi US," kata analis DCFX Futures Lukman Leong saat dihubungi di Jakarta, Kamis.

Pada awal pekan, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus 4,53 miliar dolar AS pada Maret 2022 dengan nilai ekspor 26,50 miliar dolar AS dan impor 21,97 miliar dolar AS, dan merupakan surplus neraca perdagangan selama 23 bulan secara beruntun.

Dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia pada periode Januari-Maret 2022 masih mengalami surplus 9,33 miliar dolar AS, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama pada 2021 yang angkanya surplus 5,52 miliar dolar AS dan pada 2020 yang angkanya surplus 2,54 miliar dolar AS.

Kendati demikian, lanjut Lukman, dolar AS diperkirakan akan kembali menguat dipicu oleh pidato Gubenur The Fed Jerome Powell malam ini.

"Pejabat bank sentral dunia, kecuali BoJ, akhir-akhir ini sering memberikan statement mendukung pengetatan moneter yang biasanya mata uang bersangkutan akan berreaksi positif," ujar Lukman.

Rupiah pada pagi hari dibuka menguat ke posisi Rp14.341 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.339 per dolar AS hingga Rp14.356 per dolar AS.

Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Kamis menguat ke posisi Rp14.348 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp14.351 per dolar AS.