Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dapat menjadi andalan untuk menurunkan emisi gas rumah kaca sekaligus bisa menggerakkan ekonomi hijau.

Ia juga menambahkan keberadaan PLTS dapat menciptakan kemampuan manufaktur baru, mendorong penciptaan lapangan kerja dan mengurangi laju impor BBM yang dilakukan pemerintah.

"Saat ini kapasitas terpasang energi surya baru mencapai 200,1 megawatt, sehingga ini merupakan salah satu alternatif yang terus didorong dan memberikan hasil positif terutama untuk mendiversifikasi energi," kata Airlangga dalam pernyataan di Jakarta, Kamis.

Ia mengatakan pemanfaatan energi surya ini juga sangat penting karena dapat menciptakan efisiensi serta mendorong pemanfaatan energi hijau dengan potensi di Indonesia hingga mencapai 3.294 gigawatt.

Terkait penurunan emisi, lanjut dia, pemerintah mempunyai target penurunan emisi sebesar 956 juta ton CO2 di tahun 2050. Untuk itu, pemanfaatan energi baru terbarukan sebagai sumber energi ramah lingkungan terus ditingkatkan.

Menurut dia, untuk mewujudkan hal tersebut, diperlukan langkah strategis termasuk dukungan, komitmen, dan kolaborasi dari para stakeholder, regulasi dari pemerintah, lembaga pembiayaan, pengembang, dan para pelaku industri.

Oleh karena itu, ia berharap kepada seluruh pemangku kepentingan untuk mengakselerasi pemanfaatan energi surya berupa PLTS Atap, utamanya di Pulau Jawa, PLTS Terapung, PLTS di bekas lahan tambang, dan PLTS hidro serta hybrid.

"Sehingga mampu mendorong pertumbuhan rantai pasok di dalam negeri baik investasi ditingkat hulu maupun di hilir," katanya.

Baca juga: Kementerian Investasi dorong energi surya masuk ke dalam orde gigawatt
Baca juga: Utilisasi sumber energi alternatif kurangi impor BBM
Baca juga: MIND ID targetkan penurunan emisi satu persen pada 2022