Jakarta (ANTARA News) - Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) menggelar sidang tahunan guna menyusun rumusan kebijakan pastoral mengenai pelayanan kerasulan Gereja Katolik di Indonesia, di Jakarta, Senin (7/11).

"Sidang tersebut nantinya bermanfaat untuk menyegarkan kembali semangat para uskup di Indonesia sehingga menghasilkan kebijakan pastoral yang baik," kata Ketua Presidium KWI Mgr. Situmorang.

Sidang Tahunan KWI akan berlangsung sepuluh hari hingga 17 November, dengan diawali Hari Studi selama tiga hari untuk menerima masukan dari para uskup sebagai bahan pertimbangan menyusun rumusan kebijakan pastoral tersebut.

Hari Studi dimulai dengan mendengarkan pengalaman sejumlah pastor paroki dan katekis lapangan terkait perkembangan pastoral di Gereja mereka dengan tema Mewartakan Injil adalah Rahmat dan Panggilan Khas Gereja, merupakan Identitasnya yang Terdalam.

Sidang KWI 2011 dihadiri 37 Uskup dari seluruh Indonesia yang juga membahas mengenai permasalahan di Papua serta pengkajian rancangan undang-undang kerukunan umat beragama.

"Selain menyusun rumusan-rumusan pastoral, kami juga akan membahas mengenai permasalahan di Papua serta mengenai rancangan undang-undang kerukunan umat beragama," kata Mgr. Situmorang.

Sementara itu, Uskup Agung Papua Mgr. Leo Laba Fajar berharap salah satu hasil sidang dapat membawa solusi bagi konflik yang ada di Papua.

"Semoga hasil sidang nanti dapat menghasilkan dialog antara pemerintah pusat dengan warga lokal Papua untuk bersama-sama menyelesaikan dan membawa damai bagi tanah Papua," kata Mgr. Leo Laba Fajar, di Jakarta, Senin.

Sidang dibuka oleh Ketua Presidium KWI Mgr. Situmorang, Sekjen KWI Mgr. Pujosumarto serta Uskup Agung Jakarta Mgr. Ignatius Suharyo. Sidang tersebut juga dihadiri oleh Duta Besar Takhta Suci untuk Indonesia Uskup Agung Mgr. Antonio Guido Filipazzi, Direktur Jenderal (Dirjen) Bimas Katolik Kementerian Agama Anton Semara Duran, dan Sekretaris Umum (Sekum) Persatuan Gereja Indonesia (PGI) Pendeta Gomar Gultom. (SDP 05)