BNPT-PWNU Jabar kolaborasi cegah ideologi radikal di ranah pendidikan
20 April 2022 21:51 WIB
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Polisi Boy Rafli Amar (baju putih) berfoto bersama dengan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat. ANTARA/HO-Humas-BNPT
Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) berkolaborasi dengan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat (Jabar) dalam hal pencegahan penyebaran ideologi radikal di lingkungan atau ranah pendidikan.
"Kami terus meningkatkan langkah pencegahan paparan radikalisme di lingkungan pendidikan dengan bersinergi dan bekerja sama dengan pihak-pihak terkait," kata Kepala BNPT Komisaris Jenderal (Komjen) Polisi Boy Rafli Amar melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu.
Kepala BNPT mengatakan dunia pendidikan rawan disusupi oleh penyebaran ideologi radikal terorisme. Oleh karena itu, kolaborasi dengan berbagai organisasi diperlukan agar dunia pendidikan bebas dari ideologi yang bertentangan dengan pancasila dan UUD 1945.
Mantan Kepala Divisi Humas Polri tersebut mengatakan BNPT telah melakukan koordinasi dan sinergi dengan kementerian lembaga. Kerja sama serupa terus diperluas dengan organisasi dan lembaga lain termasuk dengan instansi pendidikan.
"Penanggulangan terorisme harus dilakukan semua pihak, baik pemerintah dan masyarakat luas," kata Boy Rafli.
Baca juga: BNPT dan Kemen PPPA wujudkan desa bebas dari paparan radikal terorisme
Baca juga: BNPT-Australia perkuat kerja sama penanggulangan terorisme
Lebih lanjut Boy Rafli mengungkapkan BNPT mengusung konsep pentahelix dalam penanggulangan terorisme. Artinya, BNPT memperkuat kerja sama pencegahan radikalisme dan terorisme dengan multi-pihak secara masif.
"Kontribusi dari semua pihak sangat diperlukan dalam memutus mata rantai radikalisme dan terorisme," ujarnya.
Sementara itu, Ketua PWNU Jabar KH Deden Usman Ridwan menyampaikan komitmennya untuk mendukung langkah BNPT terutama dalam hal pencegahan terorisme di lingkungan pendidikan di provinsi tersebut.
"PWNU Jawa Barat berharap BNPT dapat menjembatani dan berkoordinasi dengan dinas pendidikan dalam upaya meminimalisir adanya ideologi radikal yang bertentangan dengan pancasila," kata dia.
"Kami terus meningkatkan langkah pencegahan paparan radikalisme di lingkungan pendidikan dengan bersinergi dan bekerja sama dengan pihak-pihak terkait," kata Kepala BNPT Komisaris Jenderal (Komjen) Polisi Boy Rafli Amar melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu.
Kepala BNPT mengatakan dunia pendidikan rawan disusupi oleh penyebaran ideologi radikal terorisme. Oleh karena itu, kolaborasi dengan berbagai organisasi diperlukan agar dunia pendidikan bebas dari ideologi yang bertentangan dengan pancasila dan UUD 1945.
Mantan Kepala Divisi Humas Polri tersebut mengatakan BNPT telah melakukan koordinasi dan sinergi dengan kementerian lembaga. Kerja sama serupa terus diperluas dengan organisasi dan lembaga lain termasuk dengan instansi pendidikan.
"Penanggulangan terorisme harus dilakukan semua pihak, baik pemerintah dan masyarakat luas," kata Boy Rafli.
Baca juga: BNPT dan Kemen PPPA wujudkan desa bebas dari paparan radikal terorisme
Baca juga: BNPT-Australia perkuat kerja sama penanggulangan terorisme
Lebih lanjut Boy Rafli mengungkapkan BNPT mengusung konsep pentahelix dalam penanggulangan terorisme. Artinya, BNPT memperkuat kerja sama pencegahan radikalisme dan terorisme dengan multi-pihak secara masif.
"Kontribusi dari semua pihak sangat diperlukan dalam memutus mata rantai radikalisme dan terorisme," ujarnya.
Sementara itu, Ketua PWNU Jabar KH Deden Usman Ridwan menyampaikan komitmennya untuk mendukung langkah BNPT terutama dalam hal pencegahan terorisme di lingkungan pendidikan di provinsi tersebut.
"PWNU Jawa Barat berharap BNPT dapat menjembatani dan berkoordinasi dengan dinas pendidikan dalam upaya meminimalisir adanya ideologi radikal yang bertentangan dengan pancasila," kata dia.
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2022
Tags: