Banyuasin buat demplot budidaya ikan dan mina padi di lahan gambut
20 April 2022 20:41 WIB
Bupati Banyuasin Askolani pada acara peresmian demplot usaha tani mina padi dan budidaya lebah madu di Desa Baru, Banyuasin, Sumsel, Rabu (20/4/22). (ANTARA/HO-Icraf)
Palembang (ANTARA) - Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, membuat lahan percontohan (demplot) budi daya ikan dan mina padi di lahan gambut untuk mendorong petani setempat terlibat dalam upaya pelestarian-nya.
Bupati Banyuasin Askolani, Rabu mengatakan, pemkab menggandeng banyak pihak untuk membuat demplot ini yang bertujuan memperkenalkan jenis-jenis usaha tani yang cocok untuk lahan gambut bagi petani.
“Usaha di bidang pertanian ini tak lain bertujuan meningkatkan perekonomian masyarakat dan sekaligus upaya menjaga kelestarian lingkungan,” kata Askolani setelah meresmikan demplot usaha tani mina padi dan budi daya lebah madu di Desa Baru, Banyuasin.
Baca juga: Kampung budi daya dinilai bisa jadi sarana lestarikan ikan lokal
Untuk itu, ia mengapresiasi langkah yang diambil para peneliti Icraf dalam menemukan sistem pertanian dan perikanan yang cocok untuk areal gambut itu
Ini penting mengingat Kabupaten Banyuasin memiliki lahan gambut seluas 295.800 hektare atau 13 persen dari total lahan gambut di Sumatera Selatan.
Mayoritas lahan gambut itu dimanfaatkan oleh masyarakat untuk bercocok tanam padi, namun jika dilakukan dengan tepat sasaran diyakini akan lebih optimal dari sisi produksi dan penyelamatan lingkungan, kata dia.
Baca juga: KKP-Norwegia sinergi penanganan penyakit ikan budi daya di Indonesia
Peneliti Icraf, Sonya Dewi mengatakan, Desa Baru di Banyuasin merupakan satu dari 34 desa yang menjadi lokasi penelitian Peat-IMPACTS di Sumatera Selatan.
Peat IMPACTS atau Improving the Management of Peatlands and the Capacities of Stakeholders in Indonesia adalah bagian dari International Climate Initiative (IKI) Pemerintah Jerman.
Proyek ini berlangsung selama 4 tahun (2020–2023) di Kabupaten Banyuasin dan Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, dan Kabupaten Kubu Raya di Kalimantan Barat.
Baca juga: KKP canangkan Kampung Lele di Prabumulih Sumatera Selatan
Inovasi usaha tani dalam praktik pertanian dengan memadukan sistem agroforestri ditawarkan kepada masyarakat sebagai upaya memperbaiki tata kelola gambut sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani.
Model usaha tani tersebut telah disosialisasikan ke para pemangku kepentingan mulai dari pemerintah provinsi hingga pemerintah desa, masyarakat, LSM, asosiasi, perusahaan swasta lainnya untuk menemukan rumusan yang cocok dengan desa sasaran.
Baca juga: KKP canangkan Kampung Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Jabar
Petani di Desa Baru di Kecamatan Rambutan, Banyuasin, Sumatera Selatan kini memiliki lahan uji coba (demplot) budi daya ikan di sawah atau mina padi usaha tani dan lebah madu.
Usaha ini dikelola secara bersama oleh masyarakat dan di bawah bimbingan peneliti dan tim kerja bersama dengan Pemkab Banyuasin.
Baca juga: KKP gandeng BNN latih warga budi daya ikan di Aceh dan Sumut
Sebelumnya, peneliti dari World Agroforestry (Icraf) Indonesia telah menggali data di desa, mengolah dan mengembalikannya sebagai bahan diskusi dengan masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya.
Bersama dengan Forum DAS Sumsel telah dilakukan penguatan aspek kelembagaan dan pembentukan komitmen bersama di tingkat desa, kecamatan dan kabupaten.
Baca juga: KKP-Pemkab Tanah Bumbu Kalsel wujudkan kampung ikan gabus haruan
Kegiatan ini adalah bagian dari kerja sama antara ICRAF, melalui Peat-IMPACTS and Pemerintah Kabupaten Banyuasin melalui Bappeda, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Dinas Pertanian dan Dinas Perikanan, dan OPD terkait lainnya.
“Desa memiliki karakter yang berbeda satu dengan lainnya, baik dari sisi ekologis dan mata pencaharian masyarakatnya. Tidak ada satu solusi yang menjawab beragam karakter itu,” ujar dia.
Bupati Banyuasin Askolani, Rabu mengatakan, pemkab menggandeng banyak pihak untuk membuat demplot ini yang bertujuan memperkenalkan jenis-jenis usaha tani yang cocok untuk lahan gambut bagi petani.
“Usaha di bidang pertanian ini tak lain bertujuan meningkatkan perekonomian masyarakat dan sekaligus upaya menjaga kelestarian lingkungan,” kata Askolani setelah meresmikan demplot usaha tani mina padi dan budi daya lebah madu di Desa Baru, Banyuasin.
Baca juga: Kampung budi daya dinilai bisa jadi sarana lestarikan ikan lokal
Untuk itu, ia mengapresiasi langkah yang diambil para peneliti Icraf dalam menemukan sistem pertanian dan perikanan yang cocok untuk areal gambut itu
Ini penting mengingat Kabupaten Banyuasin memiliki lahan gambut seluas 295.800 hektare atau 13 persen dari total lahan gambut di Sumatera Selatan.
Mayoritas lahan gambut itu dimanfaatkan oleh masyarakat untuk bercocok tanam padi, namun jika dilakukan dengan tepat sasaran diyakini akan lebih optimal dari sisi produksi dan penyelamatan lingkungan, kata dia.
Baca juga: KKP-Norwegia sinergi penanganan penyakit ikan budi daya di Indonesia
Peneliti Icraf, Sonya Dewi mengatakan, Desa Baru di Banyuasin merupakan satu dari 34 desa yang menjadi lokasi penelitian Peat-IMPACTS di Sumatera Selatan.
Peat IMPACTS atau Improving the Management of Peatlands and the Capacities of Stakeholders in Indonesia adalah bagian dari International Climate Initiative (IKI) Pemerintah Jerman.
Proyek ini berlangsung selama 4 tahun (2020–2023) di Kabupaten Banyuasin dan Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, dan Kabupaten Kubu Raya di Kalimantan Barat.
Baca juga: KKP canangkan Kampung Lele di Prabumulih Sumatera Selatan
Inovasi usaha tani dalam praktik pertanian dengan memadukan sistem agroforestri ditawarkan kepada masyarakat sebagai upaya memperbaiki tata kelola gambut sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani.
Model usaha tani tersebut telah disosialisasikan ke para pemangku kepentingan mulai dari pemerintah provinsi hingga pemerintah desa, masyarakat, LSM, asosiasi, perusahaan swasta lainnya untuk menemukan rumusan yang cocok dengan desa sasaran.
Baca juga: KKP canangkan Kampung Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Jabar
Petani di Desa Baru di Kecamatan Rambutan, Banyuasin, Sumatera Selatan kini memiliki lahan uji coba (demplot) budi daya ikan di sawah atau mina padi usaha tani dan lebah madu.
Usaha ini dikelola secara bersama oleh masyarakat dan di bawah bimbingan peneliti dan tim kerja bersama dengan Pemkab Banyuasin.
Baca juga: KKP gandeng BNN latih warga budi daya ikan di Aceh dan Sumut
Sebelumnya, peneliti dari World Agroforestry (Icraf) Indonesia telah menggali data di desa, mengolah dan mengembalikannya sebagai bahan diskusi dengan masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya.
Bersama dengan Forum DAS Sumsel telah dilakukan penguatan aspek kelembagaan dan pembentukan komitmen bersama di tingkat desa, kecamatan dan kabupaten.
Baca juga: KKP-Pemkab Tanah Bumbu Kalsel wujudkan kampung ikan gabus haruan
Kegiatan ini adalah bagian dari kerja sama antara ICRAF, melalui Peat-IMPACTS and Pemerintah Kabupaten Banyuasin melalui Bappeda, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Dinas Pertanian dan Dinas Perikanan, dan OPD terkait lainnya.
“Desa memiliki karakter yang berbeda satu dengan lainnya, baik dari sisi ekologis dan mata pencaharian masyarakatnya. Tidak ada satu solusi yang menjawab beragam karakter itu,” ujar dia.
Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2022
Tags: