Jakarta (ANTARA) - SEAMEO QITEP in Language (SEAQIL) memberikan program beasiswa selama tiga bulan dari 20 April hingga 20 Juli 2022 kepada 400 guru bahasa asing dan 100 tenaga kependidikan di Asia Tenggara.

“Beasiswa tahun ini menarik 1.661 pendaftar dari 11 negara, yaitu Brunei Darussalam, Filipina, Indonesia, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapura, Thailand, Timor Leste, dan Vietnam,” ujar Direktur SEAQIL Luh Anik Mayani, di Jakarta, Rabu.

Baca juga: ACC dan KBRI Beijing lanjutkan kerja sama pelatihan ribuan guru

Akan tetapi hanya 400 guru bahasa asing dan 100 tenaga kependidikan yang mendapatkan kesempatan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris, Jerman, Prancis, Portugis atau Spanyol. Peningkatan Kompetensi Bahasa Asing 2022 menggunakan platform ALTISSIA.

Dia menambahkan SEAQIL selalu berupaya mendukung pendidikan bahasa asing yang lebih mudah diakses dan merata di Asia Tenggara melalui berbagai program dan kegiatan.

Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Endang Aminudin Aziz berharap pelatihan tersebut dapat membawa manfaat bagi peserta.

Baca juga: KBRI Paris gelar pelatihan bagi calon pengajar BIPA secara daring

“Melalui program ini, Indonesia secara khusus mendukung Asia Tenggara untuk mengembangkan guru bahasa asing dan tenaga kependidikan yang berkualitas,” kata Endang.

Direktur Sekretariat SEAMEO, Ethel P Valenzuela menekankan bahwa pemerataan akses pembelajaran dan penilaian merupakan prioritas utama untuk mencapai pemerataan pendidikan. Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa kompetensi bahasa asing memiliki peran yang sangat penting karena materi pembelajaran dan pengetahuan tersedia secara daring dan gratis.

Baca juga: 81 kepala sekolah berprestasi di Indonesia dapat pelatihan dari China

“Saya melihat penguasaan bahasa asing penting karena dapat memperluas dan membuka kesempatan serta berkontribusi secara signifikan untuk mencapai pendidikan yang dapat diakses, inklusif dan adil bagi semua orang pada abad ke-21,” kata Valenzuela.