General Manager Indonesia Power Suralaya PGU Rahmad Handoko mengatakan pihaknya mengolah FABA sebanyak 600.000 ton per tahun untuk diolah menjadi aneka bahan bangun mulai dari batako, paving block, beton pemecah ombak, hingga campuran semen.
"Kami mengonsumsi 12 juta ton batu bara per tahun, kalau 5 persen artinya ada 600 ribu ton FABA. Kami bawa ke mitra untuk memanfaatkan FABA baik untuk campuran beton maupun semen," kata Rahmad saat diwawancarai di kawasan PLTU Suralaya di Cilegon, Banten, Rabu. Selain memanfaatkan FABA untuk sektor konstruksi, anak usaha PT PLN (Persero) ini juga sedang menjajaki kerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk menjadikan FABA sebagai pupuk. Rahmad mengatakan limbah padat batu bara memiliki kandungan mineral yang baik untuk tanaman, sehingga cocok menjadi pupuk. Sejauh ini, aneka produk olahan FABA itu masih berskala program tanggung jawab sosial perusahaan dengan membangun rumah penduduk menggunakan batako berbahan campuran FABA.
Namun, mulai tahun ini, perusahaan akan menjajaki bisnis komersial dengan menjual produk olahan FABA agar bisa menghasilkan nilai tambah. Kawasan PLTU Suralaya adalah kumpulan pembangkit listrik tenaga uap yang terletak di Kecamatan Pulo Merak, Kota Cilegon, Banten berjarak sekitar tujuh kilometer arah timur laut dari pelabuhan penyeberangan Merak. Kawasan pembangkit ini memiliki kapasitas total sebesar 3,4 gigawatt atau menyumbang 12 persen dari kelistrikan Jawa hingga Bali dan merupakan pembangkit listrik tenaga uap tertua sekaligus salah satu yang terbesar di Indonesia.
Baca juga: BRIN gandeng PT ThorCon Power Indonesia kembangkan prototipe PLTN
Baca juga: Indonesia Power siapkan ribuan hektare lahan hutan tanaman energi