Jakarta (ANTARA) - PT Pupuk Indonesia (Persero) memastikan pengawasan penyaluran pupuk subsidi menjelang Lebaran akan berjalan lancar dengan penerapan sistem digital yang terintegrasi yaitu Distribution Planning & Control System (DPCS).

SVP Komunikasi Korporat Pupuk Indonesia Wijaya Laksana di Jakarta, Selasa, mengatakan DPCS merupakan sistem yang dapat dimanfaatkan perusahaan untuk memonitor kegiatan distribusi dan memonitor stok pupuk di lapangan, agar sesuai dengan ketentuan minimum pemerintah dan meningkatkan akurasi perencanaan distribusi.

"DPCS telah diterapkan sejak tahun 2020, sistem digitalisasi ini juga merupakan bentuk transformasi sehingga ketersediaan stok pupuk di semua daerah lebih baik dan dapat diawasi setiap saat," kata Wijaya.

Melalui sistem ini, lanjut dia, Pupuk Indonesia dapat mengawasi teknis penyaluran pupuk subsidi secara real time selama 24 jam penuh. DPCS dapat mengawasi proses distribusi dari gudang produsen hingga kios-kios resmi. Bahkan DPCS mampu mengetahui jumlah stok saat dalam perjalanan (intransit), baik darat maupun saat di pelabuhan.

Selain data stok, DPCS juga menyajikan data penjualan, alokasi pupuk subsidi di setiap daerah, kapasitas gudang, informasi distributor dan pengecer, hingga kontak staf distribusi dan pemasaran di masing-masing wilayah, sehingga sistem ini dapat memberikan gambaran utuh terkait pendistribusian pupuk subsidi ke berbagai daerah.

Baca juga: Girls Take Over Pupuk Indonesia pimpin rapat dan tinjau sistem digital

DPCS juga dilengkapi fitur peringatan dini atau early warning system untuk mendeteksi kondisi stok di daerah yang ditandai dengan indikator warna. Indikator warna hijau menggambarkan stok tersedia atau bahkan melebihi ketentuan pemerintah. Warna oranye menandakan stok mendekati batas ketentuan, dan warna merah yang berarti stok di bawah ketentuan minimum pemerintah.

SVP Distribusi Pupuk Indonesia Syamsu Alamsah mengatakan pihaknya telah mengantisipasi kondisi lalu lintas menjelang Lebaran dengan melakukan distribusi ke daerah lebih awal.

"Kita mengantisipasi pendistribusian via darat dengan mengirimkan pupuk lebih awal, bahkan yang dikirim dengan kereta api. Sehingga untuk pasokan jelang Lebaran Alhamdulillah tidak ada hambatan atau bisa dibilang aman," kata Syamsu.

Stok pupuk subsidi per tanggal 20 April 2022 sebanyak 805.157 ton, terdiri dari urea 355.409 ton, NPK 242.247 ton, organik 72.615 ton, SP-36 55.758 ton, dan ZA 79.128 ton.

Syamsu juga menambahkan selain DPCS ada beberapa sistem digitalisasi yang diterapkan perusahaan dalam menjamin pengawasan penyaluran pupuk bersubsidi seperti Petroport yang mendigitalisasi pendistribusian via pelabuhan.

Menurut Syamsu, sistem ini memiliki fungsi pengawasan, pencatatan, dan pelaporan, serta penentuan rekomendasi keputusan secara digital dan otomatis (automatic decision systems), sehingga dapat menghilangkan potensi demurrage atau denda akibat keterlambatan proses bongkar muat.

Baca juga: Pupuk Indonesia distribusi pupuk lebih awal antisipasi arus mudik