Vatican City (ANTARA News/Reuters) - Keputusan negara Katholik, Irlandia, untuk menutup kedutaan besarnya di Vatikan adalah pukulan keras terhadap reputasi Tahta Suci, dan mungkin diikuti oleh negara lain yang merasa misi tersebut terlalu mahal, kata beberapa sumber diplomatik, Jumat (4/11)waktu setempat.

Penutupan itu membuat hubungan antara Irlandia dan Vatikan, yang pernah menjadi sekutu erat, ke titik rendah sepanjang masa setelah pertikaian awal tahun ini mengenai cara Gereja Irlandia menangani kasus pelecehan seksual dan tuduhan bahwa Vatikan telah mendorong kerahasiaan.

Irlandia sekarang menjadi satu-satunya negara utama dengan tradisi Katholik yang tak memiliki kedutaan besar di Vatikan, demikian laporan Reuters, Sabtu.

"Ini benar-benar buruk buat Vatikan sebab Irlandia adalah negara Katholik besar pertama yang melakukan ini dan karena apa arti Katholik dalam sejarah Irlandia," kata satu sumber diplomatik Vatikan, yang tak ingin disebutkan jatidirinya.

Ia mengatakan, Irlandia memberitahu Vatikan beberapa saat sebelum pengumuman dikeluarkan pada Kamis malam (3/11).

Kementerian Luar Negeri di Dublin menyatakan, kedutaan besar itu akan ditutup sebab "misi tersebut tak memberi hasil ekonomi" dan hubungan akan dilanjutkan dengan seorang duta besar di Dublin.

Sumber itu mengatakan, Vatikan "sangat gusar" dengan kata-kata yang menyamakan misi diplomatik dengan imbalan ekonomi, terutama karena Vatikan memandang peran diplomatiknya untuk mendorong nilai-nilai kemanusiaan.

Para diplomat mengatakan, tindakan Irlandia tersebut mungkin membuat negara lain mengikutinya guna menghemat uang sebab kehadiran dua misi diplomatik di Roma itu mahal.

Itu adalah keretakan paling akhir dalam hubungan yang telah berlangsung kuat sampai beberapa tahun lalu.

Pada Juli, Vatikan melakukan tindakan yang sangat besar dengan menarik duta-besarnya untuk Irlandia setelah Perdana Menteri Enda Kenny menuduh Tahta Agung menghalangi penyelidikan mengenai pelecehan seksual oleh para pastur.
(Uu.C003/A016/B002)