Insiden Batavia Air di Sepinggan Mirip Lion Air di Solo
19 Februari 2006 21:29 WIB
Jakarta (ANTARA News) - PT Angkasa Pura (AP) I menyatakan, insiden terjerembabnya pesawat B 737-200 bernomor penerbangan 7P261 milik Batavia Air di Bandara Sepinggan Balikpapan, Kalimantan Timur, Minggu, pukul 13.20 WITA mirip kecelakaan Lion Air di Bandara Adisumarmo, Solo, pada November 2004.
"Analisisnya, pesawat saat mendarat atau touch down terlalu maju atau over shoot dari lokasi pendaratan utama, sehingga ketika di ujung landasan pesawat tetap bablas," kata Sekretaris Perusahaan PT AP I, Markus Tries Tuwo, saat dihubungi ANTARA News di Jakarta, Minggu malam.
Pernyataan tersebut disampaikannya terkait dengan tergelincirnya pesawat Batavia Air di ujung landasan runway 07 yang diawaki Kapten Pilot Zulharzam dan membawa sekira 120 penumpang.
Markus menyatakan, saat berada di ujung landasan, maka ada dua kemungkinan, yakni pada kecepatan tertentu berbelok, sehingga tumpuan ada di roda kiri dan kanannya, lalu terjerembab lantaran di daerah itu kekuatannya berbeda dengan runway utama.
Daerah setelah ujung landasan, menurut dia, dikenal sebagai Runway Safety Area (RESA) yang kekuatannya agak lembek, karena tujuannya untuk menghambat laju pesawat yang bablas, seperti dialami Batavia Air itu.
Dengan demikian, kata Markus, insiden Batavia Air tersebut mirip dengan kecelakaan Lion Air di Adisumarmo, Solo, pada akhir 2004.
"Namun, soal penyebab mengapa pesawat tersebut hingga bablas harus menunggu hasil investigasi KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi)," katanya.
Sebelumnya, manajemen PT Angkasa Pura I Bandara Sepinggan Balikpapan mengatakan, pesawat Batavia Air tersebut tergelincir sepanjang tiga meter dari ujung landasan.
Sementara itu, Dirjen Perhubungan Udara Departemen Perhubungan, M. Iksan Tatang, menilai bahwa insiden Batavia Air tersebut diduga saat berbelok dari ujung landasan menuju apron sang pilot lengah dan kurang jelas melihat marka pembatas runway. Apalagi, pesawat saat mendarat di tengah derasnya hujan dan kencangnya tiupan angin.
"Boleh jadi seperti itu," katanya Tatang.
Dia juga menambahkan, berdasarkan laporan sementara, pesawat tersebut mendarat normal. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006
Tags: