Penderita kanker melonjak tujuh kali lipat
4 November 2011 14:31 WIB
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (keempat kanan), Ibu Negara Ny Ani Yudhoyono (ketiga kanan), Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih (kedua kanan) dan Pendiri MRCCC dan Lippo Group Mochtar Riady (kanan) saat meninjau fasilitas alat terapi kanker Linear Accelerator (LINAC) IX Rapidarc seusai meresmikan Rumah Sakit Khusus Kanker MRCCC di kawasan Semanggi, Jakarta, Kamis (7/7).(ANTARA/Widodo S. Jusuf)
Gianyar (ANTARA News) - Penderita penyakit kanker di Indonesia dalam tahun 2020 diperkirakan akan mengalami pelonjakan, sehingga perlu antisipasi sejak dini.
"Menurut prediksi WHO jumlah peningkatan penderita penyakit kanker itu mencapai tujuh kali lipat," kata Sekretaris Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Cabang Gianyar, dr Ni Luh Putu Menon Partini di Gianyar.
Ia mengatakan, jumlah penderita kanker yang meninggal juga menunjukkan angka yang semakin memprihatinkan, dengan jumlah penderita mencapai 27 juta jiwa dan tingkat kematian 17 juta jiwa.
Tindak lanjut dari perkiraan penderita penyakit kanker itu perlu dukungan dari semua pihak, termasuk lebih mengintensifkan penyuluhan dan pembinaan mengenai bahaya kanker.
Pembinaan itu dilakukan mulai dari usia sekolah, karena pada dasarnya setiap manusia berpotensi terkena kanker, namun kanker tidak akan muncul jika menerapkan pola hidup sehat.
Materi pembinaan yang disampaikan untuk masing-masing jenjang sekolah, disesuaikan dengan tingkat perkembangan dan daya tangkap siswa.
Sebagai contoh siswa SD lebih pmenekankan ada bagaimana berprilaku hidup bersih, mencuci tangan dengan benar dan penyediaan mekanan sehat oleh kantin.
Kemudian untuk siswa SMP dan SMA pembinaan ditambah dengan penyadaran atas bahaya kanker, bagaimana mengenali makanan yang mengandung pewarna, pengawet, pengental, pemanis, penyedap (5P) dan pengetahuan mendeteksi sedini mungkin penyakit kanker, terutama kanker payudara dan kanker serviks.
Ketua Yayasan Kanker Indonesia Cabang Gianyar, Cokorda Oka Artha Ardana Sukawati mengatakan, mencegah kanker sedini mungkin dengan mengkonsumsi makanan anti kanker dan anti Carsinogenic, yaitu makanan bervariasi, berbahan alami dan bergizi seimbang.
Selain itu, Tjokorda Artha Ardhana Sukawati saat melakukan pembinaan program penanggulangan kanker terpadu peripurna (PKTP) 2011 di SDN 2 Taro, SMPN 2 Gianyar dan SMAN 1 Payangan pada hari Jumat (4/11) juga menjelaskan, pembinaan program PKTP pada sekolah bertujuan untuk membina sekolah sebagai wahana pembentukan pola hidup bersih dan sehat untuk mencegah berbagai macam penyakit, khususnya kanker.
"Mayoritas pemacu timbulnya kanker adalah pola hidup yang tidak sehat. Selain itu kepada pihak sekolah terutama pengelola kantin untuk menjual makanan dan minuman yang bebas 5 P," ujarnya.
Tjok Ace berharap melalui pembinaan ini, anak-anak menjadi paham dan menerapkan pola hidup sehat serta mengajak teman-teman dan anggota keluarga mereka untuk melakukan hal yang sama.
(ANT/199/I006)
"Menurut prediksi WHO jumlah peningkatan penderita penyakit kanker itu mencapai tujuh kali lipat," kata Sekretaris Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Cabang Gianyar, dr Ni Luh Putu Menon Partini di Gianyar.
Ia mengatakan, jumlah penderita kanker yang meninggal juga menunjukkan angka yang semakin memprihatinkan, dengan jumlah penderita mencapai 27 juta jiwa dan tingkat kematian 17 juta jiwa.
Tindak lanjut dari perkiraan penderita penyakit kanker itu perlu dukungan dari semua pihak, termasuk lebih mengintensifkan penyuluhan dan pembinaan mengenai bahaya kanker.
Pembinaan itu dilakukan mulai dari usia sekolah, karena pada dasarnya setiap manusia berpotensi terkena kanker, namun kanker tidak akan muncul jika menerapkan pola hidup sehat.
Materi pembinaan yang disampaikan untuk masing-masing jenjang sekolah, disesuaikan dengan tingkat perkembangan dan daya tangkap siswa.
Sebagai contoh siswa SD lebih pmenekankan ada bagaimana berprilaku hidup bersih, mencuci tangan dengan benar dan penyediaan mekanan sehat oleh kantin.
Kemudian untuk siswa SMP dan SMA pembinaan ditambah dengan penyadaran atas bahaya kanker, bagaimana mengenali makanan yang mengandung pewarna, pengawet, pengental, pemanis, penyedap (5P) dan pengetahuan mendeteksi sedini mungkin penyakit kanker, terutama kanker payudara dan kanker serviks.
Ketua Yayasan Kanker Indonesia Cabang Gianyar, Cokorda Oka Artha Ardana Sukawati mengatakan, mencegah kanker sedini mungkin dengan mengkonsumsi makanan anti kanker dan anti Carsinogenic, yaitu makanan bervariasi, berbahan alami dan bergizi seimbang.
Selain itu, Tjokorda Artha Ardhana Sukawati saat melakukan pembinaan program penanggulangan kanker terpadu peripurna (PKTP) 2011 di SDN 2 Taro, SMPN 2 Gianyar dan SMAN 1 Payangan pada hari Jumat (4/11) juga menjelaskan, pembinaan program PKTP pada sekolah bertujuan untuk membina sekolah sebagai wahana pembentukan pola hidup bersih dan sehat untuk mencegah berbagai macam penyakit, khususnya kanker.
"Mayoritas pemacu timbulnya kanker adalah pola hidup yang tidak sehat. Selain itu kepada pihak sekolah terutama pengelola kantin untuk menjual makanan dan minuman yang bebas 5 P," ujarnya.
Tjok Ace berharap melalui pembinaan ini, anak-anak menjadi paham dan menerapkan pola hidup sehat serta mengajak teman-teman dan anggota keluarga mereka untuk melakukan hal yang sama.
(ANT/199/I006)
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2011
Tags: