Jakarta (ANTARA News) - Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawati mengatakan diperlukan pembenahan regulasi di daerah agar Indonesia mampu bersaing dalam melakukan perdagangan bebas dengan negara lain.

"Yang penting sekarang kebijakan-kebijakan yang membuat trade barrier antar daerah, atau provinsi harus kita kurangi, retribusi-retribusi yang tidak perlu harus kita tata kembali," ujarnya di Jakarta, Kamis.

Anny menjelaskan dengan adanya gejolak ekonomi di Eropa dan Amerika Serikat diperkirakan nilai perdagangan dunia akan menurun, untuk itu Indonesia harus mampu mencari pasar potensial tujuan ekspor agar volume perdagangan tidak terganggu.

Menurut dia, tiga negara yang dapat menjadi pasar potensial Indonesia sebagai tujuan ekspor adalah China, Jepang dan India.

Namun, fokus utama pemerintah saat ini adalah bagaimana Indonesia mampu untuk meningkatkan konsumsi masyarakat serta menjaga ketahanan pasar dalam negeri.

"Yang penting ekonomi domestik kita besar, demand kita tinggi, mari kita konsentrasi untuk menjaga ekonomi domestik kita. China melihat kita sebagai pangsa ekspor mereka, India juga lihat, Jepang juga, kenapa kita tidak lihat pasar kita sebagai pasar produk kita," ujarnya.

Selain itu, menurut Anny, infrastruktur antar daerah juga perlu pembenahan untuk menjaga daya saing ekonomi dan mengundang investasi asing untuk menanamkan modal di Indonesia.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kinerja ekspor pada September 2011 yang hanya mampu mencapai level 17,82 miliar dolar AS atau mengalami penurunan 4,45 persen dibandingkan kinerja ekspor Agustus yang tercatat menembus 18 miliar dolar AS.

Anny belum dapat menjelaskan penyebab menurunnya kinerja ekspor apakah karena harga komoditi yang mengalami penurunan atau lantaran permintaan pasar yang rendah.

Deputi Bidang Industri dan Perdagangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Edy Putra Irawady mengatakan memburuknya kondisi ekonomi di negara maju, termasuk Eropa, sudah diantisipasi.

Menurut dia, saat ini banyak negara yang memiliki sistem ekonomi lebih stabil dan memiliki surplus anggaran yang besar, seperti India yang dapat menjadi bidikan untuk diversifikasi pasar ekspor nasional.

"Daya dobrak terhadap ekspor harus dilakukan selain ke Eropa," ujar Edy Putra.

(T.S034/R010)