Konektivitas kuat tingkatkan daya saing
3 November 2011 19:02 WIB
Indonesia terbangun atas banyak sekali simpul kekuatan ekonomi yang secara khas mengandung keunggulan masing-masing. Provinsi Gorontalo, sebagai contoh, sangat unggul dalam produktivitas jagung dan produk turunannya. Kekuatan-kekuatan ekonomi inilah yang membangun dan menguatkan konektivitas ekonomi nasional. Menteri PPN/Kepala Bappenas, Armida Alisjahbana, menyatakan hal-hal terkait dengan produk-produk institusi yang dia pimpin. (FOTO ANTARA/Yudhi Mahatma)
Manado (ANTARA News) – Salah satu strategi guna mempercepat dan meluaskan pembangunan ekonomi nasional adalah menguatkan konektivitas nasional dengan tiga prinsip, yaitu maksimalisasi pertumbuhan, perluas pertumbuhan melalui konektivitas, dan menghubungkan area terpencil.
Konektivitas nasional yang lemah bukan hanya menimbulkan ekonomi biaya tinggi, tetapi juga akan melemahkan daya saing.
"Akibatnya, penanggulangan kemiskinan relatif lambat. Selain penguatan konektivitas nasional, pembangunan ekonomi Indonesia diselenggarakan melalui pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi, ” kata Menteri PPN/Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional, Armida Alisjahbana.
Rincian tiga prinsip itu adalah, yang pertama, memaksimalkan pertumbuhan melalui kesatuan kawasan, bukan keseragaman (inclusive development) dengan menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan.
Kedua, memperluas pertumbuhan melalui konektivitas wilayah-wilayah melalui inter-modal supply chain system yang menghubungkan hinterland dan tertinggal dengan pusat-pusat pertumbuhan.
Ketiga, mencapai pertumbuhan inklusif dengan menghubungkan daerah terpencil dengan infrastruktur dan pelayanan dasar dalam mendapatkan manfaat pembangunan.
Menurut Alisjahbana, setiap wilayah direncanakan mengembangkan produk yang menjadi keunggulannya. Tujuannya untuk memaksimalkan aglomerasi, menggali potensi dan keunggulan daerah, serta memperbaiki ketimpangan spasial pembangunan ekonomi Indonesia.
Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dilakukan dengan pengembangan klaster industri dan kawasan ekonomi khusus (KEK).
Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan tersebut disertai dengan penguatan konektivitas antarpusat pertumbuhan ekonomi dan antara pusat pertumbuhan ekonomi dengan lokasi kegiatan ekonomi, serta infrastruktur pendukungnya.
"Secara keseluruhan, pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dan konektivitas tersebut akan menciptakan Koridor Ekonomi Indonesia," ujar Alisjahbana. (ANT)
Konektivitas nasional yang lemah bukan hanya menimbulkan ekonomi biaya tinggi, tetapi juga akan melemahkan daya saing.
"Akibatnya, penanggulangan kemiskinan relatif lambat. Selain penguatan konektivitas nasional, pembangunan ekonomi Indonesia diselenggarakan melalui pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi, ” kata Menteri PPN/Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional, Armida Alisjahbana.
Rincian tiga prinsip itu adalah, yang pertama, memaksimalkan pertumbuhan melalui kesatuan kawasan, bukan keseragaman (inclusive development) dengan menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan.
Kedua, memperluas pertumbuhan melalui konektivitas wilayah-wilayah melalui inter-modal supply chain system yang menghubungkan hinterland dan tertinggal dengan pusat-pusat pertumbuhan.
Ketiga, mencapai pertumbuhan inklusif dengan menghubungkan daerah terpencil dengan infrastruktur dan pelayanan dasar dalam mendapatkan manfaat pembangunan.
Menurut Alisjahbana, setiap wilayah direncanakan mengembangkan produk yang menjadi keunggulannya. Tujuannya untuk memaksimalkan aglomerasi, menggali potensi dan keunggulan daerah, serta memperbaiki ketimpangan spasial pembangunan ekonomi Indonesia.
Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dilakukan dengan pengembangan klaster industri dan kawasan ekonomi khusus (KEK).
Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan tersebut disertai dengan penguatan konektivitas antarpusat pertumbuhan ekonomi dan antara pusat pertumbuhan ekonomi dengan lokasi kegiatan ekonomi, serta infrastruktur pendukungnya.
"Secara keseluruhan, pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dan konektivitas tersebut akan menciptakan Koridor Ekonomi Indonesia," ujar Alisjahbana. (ANT)
Pewarta: Ade P Marboen
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011
Tags: