Komunitas Putri Ombak adakan selancar berkebaya di Pantai Kuta
16 April 2022 21:30 WIB
Sejumlah peselancar perempuan mengenakan pakaian kebaya dan mengibarkan bendera merah putih saat doa bersama di tengah laut di Pantai Kuta, Badung, Bali, Sabtu (16/4/2022). Berselancar untuk menyambut Hari Kartini itu sekaligus menjadi daya tarik wisata untuk membangkitkan pariwisata Bali yang terdampak pandemi COVID-19. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/wsj.
Badung (ANTARA) - Komunitas Putri Ombak mengadakan kegiatan Kartini go Surf yakni atraksi berselancar mengenakan pakaian kebaya dalam rangka menyambut Hari Kartini yang jatuh setiap 21 April di Pantai Kuta, Badung, Bali.
Kegiatan selancar tersebut diikuti oleh puluhan perempuan dari berbagai daerah, termasuk wisatawan mancanegara pecinta olahraga selancar.
“Antusias peserta ternyata cukup tinggi untuk berpartisipasi pada kegiatan Kartini go Surf ini, dari jumlah peserta yang ikut, yang teregistrasi ada sebanyak 15 orang. Tetapi, di lapangan, yang hadir mencapai 30 orang,” kata Ketua Putri Ombak, Stella, di Pantai Kuta, Sabtu.
Ia menjelaskan selancar berkebaya tak hanya diikuti oleh orang dewasa saja, namun sejumlah anak-anak perempuan juga turut berpartisipasi.
Tampak sejumlah anak perempuan, juga sangat mahir memainkan papan selancar di atas ombak pantai Kuta. Dengan tubuh yang mungil, anak-anak ini, tidak merasa takut.
Baca juga: Ketua DPR: Pengesahan RUU TPKS hadiah kaum perempuan di Hari Kartini
Kegiatan Kartini go Surf ini, selain untuk memperingati Hari Kartini, juga untuk menghidupkan kembali eksistensi dari Komunitas Putri Ombak.
Melalui kegiatan ini, pihaknya ingin mengenalkan, selain pantai yang indah, namun di Bali juga ada komunitas selancar khusus perempuan.
"Kami ingin mengangkat kembali keberadaan Komunitas Putri Ombak. Selain memperingati Hari Kartini, juga membangkitkan potensi surfing di kalangan perempuan, termasuk juga dengan adanya selancar sambil berkebaya, kami ingin membangkitkan semangat dari perjuangan Kartini," katanya.
Kegiatan tersebut juga untuk mempromosikan dan membangkitkan pariwisata Bali yang terdampak pandemi COVID-19, mengingat saat ini pariwisata internasional telah mulai dibuka.
Sementara itu, salah seorang peserta, Dewi Anggraini, mengaku senang bisa ikut berpartisipasi dalam kegiatan selancar dengan mengenakan pakaian kebaya.
Meski baru pertama kali ikut, dirinya mengaku tidak merasa kesulitan saat berselancar dan malahan merasa lebih fun meski berpakaian kebaya.
“Melalui kegiatan ini, perempuan Indonesia bisa lebih berani, bisa yakin kalau perempuan Indonesia bisa setara dengan laki laki,” katanya.
Baca juga: Ucapan terima kasih menggema saat pengesahan RUU TPKS di DPR RI
Kegiatan selancar tersebut diikuti oleh puluhan perempuan dari berbagai daerah, termasuk wisatawan mancanegara pecinta olahraga selancar.
“Antusias peserta ternyata cukup tinggi untuk berpartisipasi pada kegiatan Kartini go Surf ini, dari jumlah peserta yang ikut, yang teregistrasi ada sebanyak 15 orang. Tetapi, di lapangan, yang hadir mencapai 30 orang,” kata Ketua Putri Ombak, Stella, di Pantai Kuta, Sabtu.
Ia menjelaskan selancar berkebaya tak hanya diikuti oleh orang dewasa saja, namun sejumlah anak-anak perempuan juga turut berpartisipasi.
Tampak sejumlah anak perempuan, juga sangat mahir memainkan papan selancar di atas ombak pantai Kuta. Dengan tubuh yang mungil, anak-anak ini, tidak merasa takut.
Baca juga: Ketua DPR: Pengesahan RUU TPKS hadiah kaum perempuan di Hari Kartini
Kegiatan Kartini go Surf ini, selain untuk memperingati Hari Kartini, juga untuk menghidupkan kembali eksistensi dari Komunitas Putri Ombak.
Melalui kegiatan ini, pihaknya ingin mengenalkan, selain pantai yang indah, namun di Bali juga ada komunitas selancar khusus perempuan.
"Kami ingin mengangkat kembali keberadaan Komunitas Putri Ombak. Selain memperingati Hari Kartini, juga membangkitkan potensi surfing di kalangan perempuan, termasuk juga dengan adanya selancar sambil berkebaya, kami ingin membangkitkan semangat dari perjuangan Kartini," katanya.
Kegiatan tersebut juga untuk mempromosikan dan membangkitkan pariwisata Bali yang terdampak pandemi COVID-19, mengingat saat ini pariwisata internasional telah mulai dibuka.
Sementara itu, salah seorang peserta, Dewi Anggraini, mengaku senang bisa ikut berpartisipasi dalam kegiatan selancar dengan mengenakan pakaian kebaya.
Meski baru pertama kali ikut, dirinya mengaku tidak merasa kesulitan saat berselancar dan malahan merasa lebih fun meski berpakaian kebaya.
“Melalui kegiatan ini, perempuan Indonesia bisa lebih berani, bisa yakin kalau perempuan Indonesia bisa setara dengan laki laki,” katanya.
Baca juga: Ucapan terima kasih menggema saat pengesahan RUU TPKS di DPR RI
Pewarta: Naufal Fikri Yusuf/Nyoman Hendra
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022
Tags: