Jakarta (ANTARA) - Aset-aset China tetap menarik bagi para investor meskipun terdapat tekanan akibat kenaikan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (The Fed), kata regulator perbankan tertinggi China pada Jumat (15/4).

Meski selisih tingkat suku bunga nominal antara China dengan AS mengecil karena kenaikan suku bunga The Fed baru-baru ini, tingkat suku bunga riil di China masih jauh lebih tinggi dibandingkan di AS. Ini menambah daya tarik aset yuan, kata Ye Yanfei, seorang pejabat di Komisi Regulasi Perbankan dan Asuransi China.

The Fed menaikkan suku bunga acuan pada pertengahan Maret untuk mengendalikan lonjakan inflasi. Para pejabat The Fed telah mengisyaratkan kenaikan suku bunga yang lebih agresif pada tahun ini guna mengendalikan tekanan inflasi.

Meski langkah tersebut dapat memicu aliran modal ke aset AS dalam jangka pendek, masih diragukan apakah suku bunga jangka pendek kemungkinan tetap tinggi mengingat kurva imbal hasil terbalik biasanya menandakan prospek ekonomi yang melemah, kata Ye.

Di sisi lain, aset China akan lebih menarik setelah ekonominya terus tumbuh dan pendapatan masyarakatnya meningkat, kata Ye. Dia menambahkan bahwa potensi apresiasi yuan dalam jangka panjang dan peringkat utang negara (sovereign credit rating) yang stabil akan membuat aset yuan menjadi investasi yang lebih sehat.

"Berinvestasi di China adalah berinvestasi pada masa depan. Jika Anda ingin berinvestasi untuk masa depan, China adalah negara tujuan," kata Ye.