Bukittinggi (ANTARA News) - Gunung Marapi di Kabupaten Tanahdatar dan Agam, Sumatera Barat, pada Selasa pagi sekitar pukul 09.35 WIB kembali meletus dan mengeluarkan asap hitam serta abu vulkanik.
Pantuan ANTARA di Sungaipuar, Kabupaten Agam, terlihat asap hitam dan abu vulkanik mengarah Barat sekitar satu dari gunung berketinggian 2.891 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini berlangsung cukup lama.
Asap hitam dan abu vulkanik yang diperkirakan setinggi 200-500 meter dari puncak gunung, pecah di atas langit daerah Batu Palano, Nagari Sungaipuar.
Asap hitam dan abu vulkanik tersebut hilang sekitar pukul 10.15 WIB. Setelah itu, gunung terlihat menyemburkan asap putih tebal setinggi 200 meter dari puncak gunung.
Kemudian sekitar pukul 10.30 WIB, puncak gunung tertutup kabut sehingga tidak terlihat apakah masih mengeluarkan asap hitam atau tidak.
"Gunung kembali ditutupi kabut sehingga tidak bisa dilakukan pemantauan secara visual. Tadi pagi gunung memang mengeluarkan abu hitam," kata Warseno, petugas BGPVMB di Pos Pemantauan Gunung Marapi, Selasa.
Menurut dia, status gunung masih ditetapkan waspada level II. Masyarakat masih dianjurkan tidak melakukan pendakian tiga kilometer dari puncak.
Salah satu gunung aktif di Sumbar mengalami peningkatan aktivitas sejak 3 Agustus 2011 sekitar pukul 09.00 WIB.
Gunung itu sempat mengeluarkan abu vulkanik berbau belerang berketinggian 1.000 meter dan menjangkau sejumlah daerah di Sumbar, seperti Agam, Tanahdatar, Padangpariaman, dan Padangpanjang.
Gunung Marapi terakhir kali meletus pada 2005. Dalam kondisi aktif normal, gunung yang berdampingan dengan Gunung Singgalang dan Tandikek itu menjadi salah satu tujuan bagi pendaki dari dalam maupun dari luar Sumatera Barat.
Setiap pergantian tahun baru, gunung selalu ramai oleh pendaki. Akses pendakian Gunung Marapi mudah dicapai. Jalur pendakian dimulai dari Kotobaru, Tanahdatar.
(ANT)
Gunung Marapi keluarkan asap hitam
1 November 2011 11:15 WIB
Gunung Marapi di Kabupaten Tanah Datar dan Agam kembali mengeluarkan asap hitam dan abu vulkanik (Iggoy el Fitra)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011
Tags: