Cinangka (ANTARA News) - Perekam Gunung Anak Krakatau (GAK) di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, mencatat kegempaan gunung tersebut pada Minggu sebanyak 4.557 kali.

"Kegempaan yang terjadi selama 24 jam pada Minggu, 30 Oktober 2011 tidak mencapai 5.000, tetapi hanya 4.557 kali," kata Kepala Pos Pemantau GAK di Cinangka, Anton Tripambudi, Senin.

Dia menjelaskan, kegempaan yang terjadi terdiri atas 4. 499 kali gempa vulkanik, dan 52 hembusan, serta enam kali gempa tektonik.

"Masih fluktuatif kegempaan yang terjadi," katanya menambahkan.

Sampai saat ini kata Anton, Pusat Vulkanalogi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), masih melarang warga atau turis mendekat ke lokasi kegempaan pada radius dua kilometer, karena masih dianggap berbahaya.

"Kami masih mengeluarkan rekomendasi larangan kepada warga atau siapapun untuk menjauh dari lokasi kegempaan sampai radius dua kilometer," katanya menambahkan.

Masih menurut Anton, warga diminta untuk tidak resah dan panik atas apa yang terjadi dengan kondisi GAK.

"Kami menginformasikan kepada warga atau siapapun untuk tidak panik, apalagi sampai gelisah, karena posisi kita aman sepanjang rekomendasi yang kami buat tidak dilanggar," katanya menambahkan.

Salah seorang warga Anyer, Kabupaten Serang, Aji mengaku dirinya tidak terpengaruh dengan kondisi GAK yang terjadi saat ini. "Kegempaan GAK, tidak mempengaruhi warga sekitar," katanya.

Namun yang dia khawatirkan, wisatawan yang akan berpergian ke Anyer dan Cinangka akan membatalkan, karena status GAK yang masih di level III dan tertutup kabut.

"Orang bertambah takut, sudah statusnya Siaga, gunungnya juga biasanya dapat dilihat sudah lama tidak terpantau," katanya menambahkan. (ANT-152/Z002)