Makassar (ANTARA) - Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) melakukan evaluasi sebelum pembukaan Program Studi Dokter Spesialis Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi (IKFR) pada Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin (Unhas).

Ketua KKI dr Putu Moda Arsana SpPD KEMD FINASIM, dalam keterangannya di Makassar, Jumat, mengapresiasi upaya peningkatan kualitas yang terus dilakukan Unhas.

Menurut Putu, KKI selalu mendukung dan membantu pengembangan setiap langkah strategis yang dilakukan oleh perguruan tinggi.

Baca juga: Unhas terima 1.117 mahasiswa baru pascasarjana seleksi tahap pertama

"Pembukaan prodi memang selalu diawali dengan proses evaluasi. Setelah tahapan ini selesai, kemudian dilakukan visitasi dan rekomendasi. Pengembangan prodi kedokteran perlu dilakukan sejalan dengan semakin majunya teknologi kedokteran," ujarnya

"Untuk itu, diperlukan sumber daya manusia kompeten untuk mengoptimalkan pelayanan kesehatan berbasis teknologi digital," sambung dr Putu.

Mewakili pimpinan Unhas, Sekretaris Unhas Prof Dr Nasaruddin Salam MT, menyampaikan terima kasih atas kesediaan KKI melihat kesiapan Unhas dalam menghadirkan prodi baru.

Baca juga: Unhas resmi menjadi lembaga pemeriksa halal

Secara berkelanjutan Unhas terus mengoptimalkan kualitas, salah satunya dengan pembukaan prodi yang dibutuhkan oleh masyarakat.

"Unhas akan melaksanakan ini dengan sebaik mungkin jika memang mendapatkan rekomendasi untuk pendirian prodi IKFR," jelasnya.

"Sebagai perguruan tinggi, Unhas ingin mengambil bagian dalam mendukung peningkatan layanan kesehatan melalui ketersediaan tenaga medis yang kompeten. Kami mengharapkan, hasil kegiatan ini sesuai dengan apa yang diharapkan bersama," lanjut Prof Nasaruddin.

Baca juga: Unhas sosialisasi dana penelitian internasional RISPRO-UKICIS

Spesialis IKFR merupakan bagian dalam bidang kedokteran berkenaan dengan diagnosis, evaluasi dan penatalaksanaan pasien yang mengalami disfungsi dan disabilitas fisik.

Persiapan pembentukan prodi ini telah lama dicanangkan mengingat jumlah dokter spesialis ini masih tergolong cukup rendah dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia.

Baca juga: Pakar: Pendekatan gugus penting untuk kepulauan Sulsel di masa pandemi

Baca juga: KKI siapkan regulasi praktik kedokteran di era revolusi industri 4.0