Jakarta (ANTARA News) - Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Golongan Karya (Golkar), Priyo Budi Santoso, menilai bahwa pemilihan umum presiden (pilpres) 2014 merupakan momentum terakhir bagi politisi senior.

"Meskipun demikian, kalau ada politisi muda yang memiliki kababilitas, kapasiats, dan integritas yang bagus, hendaknya diberi kesempatan untuk tampil," kata di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Senin.

Ia menjelaskan hal itu menyikapi hasil survei dari Lingkaran Survei Indonesia (LSI) tentang persepsi publik terhadap politisi muda dan politisi tua.

Wakil Ketua DPR RI ini menjelaskan, dirinya bisa memahami pilpres 2014 merupakan momentum terakhir bagi politisi senior.

Berjalannya waktu, kata dia, tidak bisa dibendung oleh politisi senior untuk tampil sebagai calon presiden.

Namun, ia mengemukakan, politisi senior juga tidak meremehkan dan apalagi berusaha membendung keinginan politisi muda untuk tampil di pentas yang sama sebagai calon presiden.

Ia menyatakan, hasil survei yang dilakukan lembaga survei cukup banyak, ada hasil survei yang kredibel meskipun ada juga yang hanya kucu-lucuan saja.

"Kalau saya masih menghormati hasil survei. Kalau ada yang menilai hasil survei tendensius, biarkan masyarakat apakah kredibel atau tendensius," katanya.

Priyo mencontohkan, hasil survei yang baru dipublikasikan LSI tentang persepsi masyarakat terhadap politisi muda dan politisi tua, sasarannya untuk membenamkan politisi muda dibandingkan dengan politisi tua.

Secara kebetulan, kata dia, ada sejumlah politisi muda yang dipersepsikan buruk karena disebut-sebut tersandung sejumlah masalah.

Selain sejumlah politisi muda yang tersandung masalah tersebut, menurut dia, masih banyak politisi muda yang memiliki kinerja dan prestasi baik tapi tidak terpantau oleh publik.

"Mereka ini menduduki jabatan strategis baik sebagai pimpinan partai maupun menduduki jabatan publik, seperti pimpinan MPR, DPR, dan MK," katanya.

Priyo menilai, politisi muda itu memiliki potensi sebagai calon pemimpin.

Para politisi muda tersebut, menurut dia, hendaknya tidak dihadang oleh hasil survei yang tendensius.
(T.R024)