New York (ANTARA News) - Sebuah tim peneliti dari Universitas Missouri, Amerika Serikat telah menemukan sejumlah ciri dari wajah anak-anak yang mengalami autisme. Mereka membandingkannya dengan wajah yang umumnya dimiliki anak-anak normal.

Wajah dan otak tumbuh bersama dan saling mempengaruhi satu sama lain. Itu dimulai dari mulai embrio kemudian berlanjut hingga remaja. Para ilmuwan percaya bahwa hal ini bisa membantu mereka menemukan lebih rinci ketika austisme mulai terjadi pada anak-anak.

Temuan itu bermanfaat untuk menemukan penyebab autisme. Austisme merupakan sebuah kelainan yang membuat seseorang sulit untuk berkomunikasi dengan lingkungan dalam hidup.

Dari kesimpulan tim yang dipimpin oleh Profesor Kristina Aldridge itu, ada tiga tampilan fisik yang ditemukan pada anak-anak yang mengidap autisme, yaitu :

Pertama, memiliki wajah yang lebih lebar, termasuk mata yang lebih lebar. Kedua, bagian tengah wajahnya lebih pendek, termasuk pipi dan hidung. Ketiga, memiliki ukuran mulut yang lebih lebar dan Philtrum, wilayah antara hidung dan bibir.

"Jika kita dapat mengenali ketika perubahan wajah terjadi, kita dapat mengetahui kapan autisme itu dimulai hingga berkembang dalam seorang anak. Mengetahuinya dapat membuatnya lebih mudah untuk kita menganalisa penyebab dari autisme, baik itu faktor genetik dan lingkungan yang terhubung," kata Aldridge, seperti dikutip dari Daily Mail.

Tim itu menganalisa 64 wajah dari anak laki laki pengidap autisme dan 41 anak laki laki normal berusia 8 hingga 12 tahun. Gambar mereka diambil menggunakan sebuah kamera dengan sistem tiga dimensi. mulai dari foto, kemudian pemetaan 17 titik di wajah, seperti sudut dari mata.
(yud)