Jakarta (ANTARA) - Mantan bulu tangkis Indonesia Taufik Hidayata resmi mengundurkan diri sebagai staf ahli Pembinaan dan Prestasi (Binpres) Pengurus Pusat Persatuan Bulu tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) dan salah satu alasannya adalah merasa hanya sebagai pajangan.
Peraih medali emas Olimpiade Athena itu mengaku selama menjadi staf ahli Binpres di PP PBSI 2020-2024 dia kurang mendapatkan kesempatan mengeluarkan pendapat.
"Sebagai staf ahli Binpres tidak pernah diajak rapat, bahkan tidak dimintai masukan saat penentuan atlet maupun pelatih. Kalau cuma jadi pajangan buat apa, mending di luar (PBSI)," kata Taufik Hidayat saat berbincang dengan media di Jakarta, Kamis.
Salah satu legenda hidup bulu tangkis Indonesia itu mengaku sebenarnya berharap bisa membantu semaksimal mungkin dalam induk organisasi bulu tangkis Indonesia itu sesuai dengan keahliannya.
Baca juga: Indonesia boyong tiga gelar dari Alpes International U-19 Prancis
"Sebagai staf ahli Binpres, minimal ditanya masukan dan pendapatnya. Diterima atau tidak soal usulan, itu tergantung dari hasil keputusan. Jadi ada mekanismenya," kata Taufik.
Saat proses promosi-degradasi pemain dan pemilihan pelatih untuk pelatnas 2022, Taufik mengaku kembali tidak dilibatkan. Hal itulah yang kemudian membuat bapak dua anak ini bulat memutuskan mengundurkan diri.
Menantu mantan Ketua Umum PSSI Agum Gumelar itu mengaku pengunduran diri disampaikan lewat surat resmi kepada PBSI. Selain itu dia juga berkomunikasi dengan pengurus teras induk organisasi yang diketuai Agung Firman Sampurna itu.
Meski mundur Taufik menyatakan tetap mengabdikan diri kepada perkembangan bulu tangkis Indonesia.
Taufik juga Wakil Ketua Pengprov PBSI Jawa Barat dan Ketua Umum PB SGS yang melahirkan banyak pebulu tangkis nasional seperti Anthony Ginting dan Fajar Alfian.
Baca juga: Indonesia gelar enam turnamen internasional bulu tangkis tahun ini
Bulu tangkis
Merasa hanya pajangan jadi alasan Taufik Hidayat mundur dari PBSI
14 April 2022 22:02 WIB
Mantan pebulu tangkis nasional Taufik Hidayat. ANTARA/Bayu Kuncahyo.
Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2022
Tags: