Jakarta (ANTARA) - Reporter Muslim yang berbasis di Boston, Aysha Khan, mengatakan komunitas Muslim di Amerika Serikat berlomba-lomba meningkatkan ibadah saat bulan Ramadhan.

“Selama pandemi masyarakat Muslim melaksanakan ibadah di rumah masing-masing. Selama Ramadhan di tengah pandemi, inilah saatnya untuk meningkatkan kebersamaan bersama keluarga dan meningkatkan spiritualitas,” kata Aysha Khan dalam diskusi "Ramadhan di Amerika Serikat” secara virtual, Kamis.

Ia mengatakan komunitas Muslim di AS menyambut bulan Ramadhan dengan suka cita.

“Muslim di AS berlomba-lomba, berkompetisi dalam melaksanakan ibadahnya. Kita melihat anak-anak dari komunitas Muslim biasanya mendekorasi ruangan dengan nuansa Ramadhan,” kata dia.

Masyarakat non-Muslim, lanjut dia, juga menghormati warga Muslim yang melaksanakan ibadah puasa.

Ia mengatakan mushala tersebar di beberapa tempat. Ada juga berupa ruangan kecil, dan prayer room yang artinya tempat ibadah untuk semua agama.

Orang-orang Amerika ramah dan baik terhadap komunitas Muslim yang tinggal di AS, kata dia.

Sementara itu, jurnalis Radio Free Asia's (RFA) di Washington DC, Gulchehra Hoja, mengatakan warga Muslim di AS mendapatkan kebebasan dalam melaksanakan ibadah mereka sehari-hari.

“Kita bisa benar-benar hidup menjalankan ibadah sebagai Muslim di Amerika Serikat,” ujar Hoja.

Dia mengatakan Ramadhan adalah saat ketika orang mengembangkan hubungan yang lebih tinggi dengan Allah dan hubungan dengan iman mereka.

“Selama bulan suci, saya mengamati tradisi Uyghur dan Muslim dan mewariskan budaya Uyghur kepada anak-anak, seperti makanan tradisional, pulau (daging dengan wortel dan nasi) dan manta (adonan kukus dengan daging dan bawang),” kata Hoja.

Saat Ramadhan, ia juga mengenalkan tradisi Muslim seperti sahur kepada anak-anaknya.

“Makan sebelum fajar dan menghadiri masjid bersama dengan komunitas Muslim besar di Virginia,” kata dia.

Baca juga: Ramadhan, Palestina dan imam shalat
Baca juga: Hikmah Ramadhan di negeri kaum minoritas ​​​