Jakarta (ANTARA) - Perum Bulog akan mulai mendistribusikan sebanyak 50.000 ton kedelai pada April ini kepada perajin tahu dan tempe.

"Bulan ini yang sudah didaftarkan untuk disalurkan 50.000 ton. Kami sesuaikan dengan daftar yang disampaikan ke Bulog untuk seluruh Indonesia," kata Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso saat meninjau kedatangan daging kerbau impor di Terminal Mustika Alam Lestari, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis.

Buwas, sapaan akrabnya, menjelaskan untuk tahun ini Bulog mendapat penugasan untuk melakukan impor 200.000 ton kedelai.

Ada pun stok yang saat ini telah tersedia dan siap dipasok merupakan kedelai impor asal Amerika Serikat (AS).

Sedangkan penyaluran kedelai juga akan menunggu keputusan Koperasi Produsen Tempe dan Tahu Indonesia (KOPTI).

"Untuk saat ini, kita ambil yang ada stok, yaitu dari Amerika. Selanjutnya kita akan datangkan dari beberapa negara yang sedang kita jajaki, yaitu Brazil dan Argentina," katanya.

Buwas menuturkan kedelai Brazil memiliki harga yang relatif lebih murah sehingga diharapkan bisa membantu perajin tempe dan tahu agar bisa mendapat jaminan pasokan bahan baku yang lebih murah.

"(Kedelai Brazil) itu relatif lebih murah. Itu juga harapan saya nanti, khusus perajin tempe tahu jadi sudah ada jaminan kebutuhan kedelainya terpenuhi dengan harga yang murah," ujarnya.

Buwas juga menambahkan, total penugasan impor kedelai nantinya juga akan disesuaikan dengan hasil produksi dalam negeri.

"Kalau ada produksi lokal, kita utamakan produksi lokal. Kalau nanti petani kedelai produksi dalam negeri, harganya (minta) Rp9.000 (per kg) ya kita beli. Kan sekarang ini harganya terlalu murah, makanya mereka nggak mau menanam lagi," kata Buwas.

Baca juga: Kementan dan pelaku usaha pasok kedelai ke perajin tahu tempe

Baca juga: IPB rekomendasikan tiga kebijakan antisipasi kenaikan harga pangan

Baca juga: UGM-Kementan kembangkan Smart Agricultural Enterprise Kedelai