PKS belum bersedia bahas calon presiden
30 Oktober 2011 20:30 WIB
Presiden Susilo B Yudhoyono (kiri) berbincang empat mata dengan Presiden PKS, Lutfi Hasan Ishaaq seusai memberikan keterangan pers terkait pertemuan koalisi di kediaman pribadi Puri Cikeas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (13/10). Pertemuan Presiden Yudhoyono dengan para Ketua Umum partai politik Koalisi tersebut digelar dalam rangka pematangan rencana perombakan kabinet Indonesia Bersatu II. (FOTO ANTARA/Widodo S Jusuf)
Medan (ANTARA News) - Presiden Partai Keadilan Sejahtera, Luthfi H Ishak, mengatakan, partai politik itu belum bersedia membahas tentang calon presiden sebelum mengetahui hasil pemilihan umum 2014.
"Tergantung hasil Pemilu dan komposisi partai pemenang," katanya usai rapat kerja wilayah DPW PKS Sumut di Medan, Minggu.
Luthfi mengatakan, PKS memiliki budaya politik yang berbeda jika dibandingkan dengan partai politik lain.
Dalam politik, PKS tidak membutuhkan nama besar seseorang untuk mendapatkan suara atau kemenangan dalam Pemilu.
Dalam tradisi parpol tersebut, yang menjadi penarik suara justru jejak rekam institusi PKS sendir sebagai partai yang selalu mengutamakan kepedulian dan bersih dari praktik korupsi.
"Karena itu, PKS tidak mau buru-buru membicarakan capres," katanya.
Menurut Luthfi, PKS lebih memprioritaskan peraihan suara dalam Pemilu 2014 agar minimal menjadi peringkat ketiga besar di parlemen.
Namun pihaknya belum menentukan persentase kursi yang akan diraih. "Itu ditetapkan di tahun terakhir (2013)," katanya.
Meski secara umum PKS menargetkan posisi tiga besar, tetapi target tersebut tidak baku karena disesuaikan dengan kondisi parpol di provinsi masing-masing.
Diantaranya, DPW PKS DKI Jakarta yang tidak ditetapkan sebagai tiga besar karena pernah menjadi parpol pemenang dalam Pemilu 2004.
Sedangkan pada Pemilu 2009, PKS menempati peringkat kedua. "Jadi, Jakarta tidak perlu ditetapkan target tiga besar lagi," katanya. (ANT)
"Tergantung hasil Pemilu dan komposisi partai pemenang," katanya usai rapat kerja wilayah DPW PKS Sumut di Medan, Minggu.
Luthfi mengatakan, PKS memiliki budaya politik yang berbeda jika dibandingkan dengan partai politik lain.
Dalam politik, PKS tidak membutuhkan nama besar seseorang untuk mendapatkan suara atau kemenangan dalam Pemilu.
Dalam tradisi parpol tersebut, yang menjadi penarik suara justru jejak rekam institusi PKS sendir sebagai partai yang selalu mengutamakan kepedulian dan bersih dari praktik korupsi.
"Karena itu, PKS tidak mau buru-buru membicarakan capres," katanya.
Menurut Luthfi, PKS lebih memprioritaskan peraihan suara dalam Pemilu 2014 agar minimal menjadi peringkat ketiga besar di parlemen.
Namun pihaknya belum menentukan persentase kursi yang akan diraih. "Itu ditetapkan di tahun terakhir (2013)," katanya.
Meski secara umum PKS menargetkan posisi tiga besar, tetapi target tersebut tidak baku karena disesuaikan dengan kondisi parpol di provinsi masing-masing.
Diantaranya, DPW PKS DKI Jakarta yang tidak ditetapkan sebagai tiga besar karena pernah menjadi parpol pemenang dalam Pemilu 2004.
Sedangkan pada Pemilu 2009, PKS menempati peringkat kedua. "Jadi, Jakarta tidak perlu ditetapkan target tiga besar lagi," katanya. (ANT)
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011
Tags: