As-Sabaab Somalia serang markas Uni Afrika, dua terluka
30 Oktober 2011 04:34 WIB
Tentara Somalia mengamankan tempat kejadian ledakan bom di ibukota Somalia, Mogadishu, Selasa (18/10). Bom mobil bunuh diri meledak dekat gedung perkantoran yang banyak diisi kementrian di Mogadishu Selasa kemarin menewaskan tiga orang dan merupakan serangan kedua di ibukota dalam sebulan ini. (FOTO ANTARA/REUTERS/Omar Faruk/djo/11)
Mogadishu (ANTARA News/Reuters) - Dua penjaga perdamaian Uni Afrika terluka, Sabtu, ketika gerilyawan as-Sabaab Somalia menyerang salah satu markas mereka di ibu kota Mogadishu, kata seorang juru bicara pasukan penjaga perdamaian itu.
Gerilyawan terkait Al Qaida tersebut berperang untuk menggulingkan Pemerintah Federal Transisi Somalia yang didukung masyarakat internasional dan menerapkan versi hukum syariah mereka sendiri di negara itu.
Pasukan penjaga perdamaian Uni Afrika yang memiliki sekitar 9.000 tentara, yang menopang pemerintah dan memerangi as-Sabaab di Somalia, adalah tentara-tentara dari Uganda dan Burundi.
"As-Sabaab telah menyerang kami di bekas pabrik baja yang melewati stadion Mogadishu. Pertempuran telah mereda tapi masih terus berlangsung," kata Paddy Ankunda, juru bicara misi penjaga perdamaian AU itu.
Ia mengatakan serangan itu dimulai dengan pemboman bunuh diri yang melukai tentara Uganda.
Beberapa warga di daerah itu mengatakan mereka mendengar ledakan-ledakan sebelum tembak-menembak meletus antara kedua belah pihak.
Seorang juru bicara as-Sabaab, bagaimanapun, mengatakan markas itu sudah jatuh ke tangan gerilyawan dan "banyak" tentara penjaga perdamaian telah tewas.
"Dua dari gerilyawan kami dengan pakaian seragam pemerintah melompat ke atas tembok itu dan mulai bertempur di dalam markas Uganda itu," kata Sheikh Abdiasis Abu Musab pada kantor berita Reuters.
"Lalu banyak gerilyawan ikut perang dari semua sudut -- kami telah membunuh banyak tentara Uganda. Pabrik baja itu di tangan kami sekarang," kata juru bicara kelompok gerilyawan as-Sabaab itu.
Selain tentara pemerintah dan penjaga perdamaian Uni Afrika, as-Sabaab sekarang juga sedang memerangi tetangga regionalnya, Kenya, yang telah mengirim tentara dan senjata berat ke Somalia selatan untuk menghancurkan kelompok garis keras itu.
Nairobi menyalahkan kelompok itu atas serangkaian penculikan di wilayah Kenya dan serangan perbatasan yang sering dilakukannya. (S008)
Gerilyawan terkait Al Qaida tersebut berperang untuk menggulingkan Pemerintah Federal Transisi Somalia yang didukung masyarakat internasional dan menerapkan versi hukum syariah mereka sendiri di negara itu.
Pasukan penjaga perdamaian Uni Afrika yang memiliki sekitar 9.000 tentara, yang menopang pemerintah dan memerangi as-Sabaab di Somalia, adalah tentara-tentara dari Uganda dan Burundi.
"As-Sabaab telah menyerang kami di bekas pabrik baja yang melewati stadion Mogadishu. Pertempuran telah mereda tapi masih terus berlangsung," kata Paddy Ankunda, juru bicara misi penjaga perdamaian AU itu.
Ia mengatakan serangan itu dimulai dengan pemboman bunuh diri yang melukai tentara Uganda.
Beberapa warga di daerah itu mengatakan mereka mendengar ledakan-ledakan sebelum tembak-menembak meletus antara kedua belah pihak.
Seorang juru bicara as-Sabaab, bagaimanapun, mengatakan markas itu sudah jatuh ke tangan gerilyawan dan "banyak" tentara penjaga perdamaian telah tewas.
"Dua dari gerilyawan kami dengan pakaian seragam pemerintah melompat ke atas tembok itu dan mulai bertempur di dalam markas Uganda itu," kata Sheikh Abdiasis Abu Musab pada kantor berita Reuters.
"Lalu banyak gerilyawan ikut perang dari semua sudut -- kami telah membunuh banyak tentara Uganda. Pabrik baja itu di tangan kami sekarang," kata juru bicara kelompok gerilyawan as-Sabaab itu.
Selain tentara pemerintah dan penjaga perdamaian Uni Afrika, as-Sabaab sekarang juga sedang memerangi tetangga regionalnya, Kenya, yang telah mengirim tentara dan senjata berat ke Somalia selatan untuk menghancurkan kelompok garis keras itu.
Nairobi menyalahkan kelompok itu atas serangkaian penculikan di wilayah Kenya dan serangan perbatasan yang sering dilakukannya. (S008)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011
Tags: