CBA minta Menkominfo evaluasi kinerja Bakti
13 April 2022 21:48 WIB
Telkomsel melakukan berbagai upaya seperti peningkatkan kapasitas, pembangunan BTS 4G/LTE baru dan melakukan pengalihan atau "upgrade" layanan jaringan 3G ke 4G/LTE guna memaksimalkan adopsi dan pengalaman gaya hidup digital pelanggan melalui pemanfaatan kualitas broadband terdepan. ANTARA/HO
Jakarta (ANTARA) - Direktur Eksekutif Center for Budget Analysis (CBA) Uchok Sky Kadafi meminta Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate untuk mengevaluasi kinerja Badan Aksesibilitas Telekomunikasi Indonesia (Bakti) terkait dengan pembangunan BTS di 4.200 desa 3T yang rencananya selesai pada Maret 2022.
"Kominfo sebagai pengawas harus benar-benar mengawasi kinerja Bakti," kata Uchok dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.
Karena anggaran dari Pemerintah untuk pembangunan BTS USO ini sudah turun, menurut dia, seharusnya bisa memanfaatkannya sebaik mungkin untuk memberikan layanan telekomunikasi masyarakat di daerah tertinggal, terluar, dan terdepan (3T).
Menurut dia, jika ada kendala atau potensi penyelewengan yang dapat menghambat program Nawacita itu, Kominfo melalui Inspektorat Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika harus dapat segera melakukan investigasi mendalam.
Dari 4.200 desa yang menjadi target pertama pembangunan BTS tersebut, lanjut dia, seharusnya selesai pada bulan Desember 2021. Dengan alasan pandemi COVID-19, Bakti meminta perpanjangan tenggat waktu hingga 31 Maret 2022.
Berdasarkan data yang dihimpun di lapangan, kata Ucok, target pembangunan BTS tahap pertama yang dapat beroperasi baru di 1.791 desa. Dengan demikian, masih ada sekitar 2.409 desa yang belum dibangun menara pemancar jaringan (BTS) 4G.
Di tengah pandemi COVID-19 seperti saat ini, kata dia, tentu akses telekomunikasi yang lancar sangat dibutuhkan oleh masyarakat yang berada di 4.200 desa tersebut untuk bisa berkomunikasi dan terhubung dengan dunia luar.
Uchok meminta Kementerian Keuangan menghentikan terlebih dahulu seluruh pencairan anggaran dari program-program Bakti karena banyak program yang tidak berjalan dengan baik, termasuk permintaan Bakti untuk meminta tambahan dana pembangunan jaringan backhaul.
"Kemenkeu harus berani menegur Bakti, bahkan kalau memang diperlukan jika soal pembayaran ini belum diselesaikan, KPK juga bisa dilibatkan untuk ikut mengawasi proyek pembangunan BTS 4G di desa 3T. BPK juga harus mengawasi perkembangan laporan Kominfo yang bermasalah pada tahun lalu," kata Uchok menegaskan.
Uchok mendorong adanya tindakan tegas dari Menkominfo dan Menkeu untuk mencegah makin berlarutnya permasalahan ini agar semua program dapat berjalan dengan baik
Baca juga: Komisi I harap program satelit baru yang digagas BAKTI terlaksana
Baca juga: BAKTI diminta inovatif dan produktif lewat "smart office"
"Kominfo sebagai pengawas harus benar-benar mengawasi kinerja Bakti," kata Uchok dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.
Karena anggaran dari Pemerintah untuk pembangunan BTS USO ini sudah turun, menurut dia, seharusnya bisa memanfaatkannya sebaik mungkin untuk memberikan layanan telekomunikasi masyarakat di daerah tertinggal, terluar, dan terdepan (3T).
Menurut dia, jika ada kendala atau potensi penyelewengan yang dapat menghambat program Nawacita itu, Kominfo melalui Inspektorat Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika harus dapat segera melakukan investigasi mendalam.
Dari 4.200 desa yang menjadi target pertama pembangunan BTS tersebut, lanjut dia, seharusnya selesai pada bulan Desember 2021. Dengan alasan pandemi COVID-19, Bakti meminta perpanjangan tenggat waktu hingga 31 Maret 2022.
Berdasarkan data yang dihimpun di lapangan, kata Ucok, target pembangunan BTS tahap pertama yang dapat beroperasi baru di 1.791 desa. Dengan demikian, masih ada sekitar 2.409 desa yang belum dibangun menara pemancar jaringan (BTS) 4G.
Di tengah pandemi COVID-19 seperti saat ini, kata dia, tentu akses telekomunikasi yang lancar sangat dibutuhkan oleh masyarakat yang berada di 4.200 desa tersebut untuk bisa berkomunikasi dan terhubung dengan dunia luar.
Uchok meminta Kementerian Keuangan menghentikan terlebih dahulu seluruh pencairan anggaran dari program-program Bakti karena banyak program yang tidak berjalan dengan baik, termasuk permintaan Bakti untuk meminta tambahan dana pembangunan jaringan backhaul.
"Kemenkeu harus berani menegur Bakti, bahkan kalau memang diperlukan jika soal pembayaran ini belum diselesaikan, KPK juga bisa dilibatkan untuk ikut mengawasi proyek pembangunan BTS 4G di desa 3T. BPK juga harus mengawasi perkembangan laporan Kominfo yang bermasalah pada tahun lalu," kata Uchok menegaskan.
Uchok mendorong adanya tindakan tegas dari Menkominfo dan Menkeu untuk mencegah makin berlarutnya permasalahan ini agar semua program dapat berjalan dengan baik
Baca juga: Komisi I harap program satelit baru yang digagas BAKTI terlaksana
Baca juga: BAKTI diminta inovatif dan produktif lewat "smart office"
Pewarta: Fauzi
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2022
Tags: