Bukittinggi (ANTARA News) - Gunung Marapi di Kabupaten Tanahdatar dan Kabupaten Agam, Sumatera Barat kembali mengeluarkan suara gemuruh Kamis (27/10) malam sekitar pukul 23.00 WIB dan membuat warga yang tinggal di kaki gunung berlarian ke luar rumah.

"Sebelum suara gemuruh sempat terdengar bunyi dentuman sangat keras. Guna menghindari kemungkinan buruk terpaksa kami lari ke luar rumah," kata Sutan Palimo, warga Nagari Kubang Putih, Kecamatan Banuhampu, Kabupaten Agam, Jumat.

Ia mengatakan, gunung itu hampir setiap malam mengeluarkan dentuman dan gemuruh, namun yang terjadi pada Kamis malam sangat keras seolah-olah akan meletus.

"Kemarin malam sejak pukul 20.00 WIB gunung lebih dari 10 kali mengeluarkan suara dentuman disertai pancaran cahaya api," katanya.

Menurut dia, sejak peningkatan aktivitas gunung beberapa bulan lalu warga yang tinggal di kaki gunung selalu was-was dan khawatir gunung akan meletus.

"Kekhawatiran warga paling dirasakan pada malam hari karena jika gunung meletus warga dalam tidak keadaan siap lantaran sedang nyenyak tidur," ujar dia.

Hal yang sama juga disampaikan Jon Badorai, yang menyebutkan sejak gunung mengalami peningkatan aktivitas dirinya terpaksa mengurangi jam tidur pada malam hari.

"Gunung meletus tidak dapat diketahui kapan akan terjadinya. Namun demikian, perlu juga persiapan diri jika bencana itu datang," katanya.

Dia berharap aktivitas gunung segera menurun agar warga yang tinggal di kaki gunung tidak khawatir lagi.

Warseno, petugas BGPVMB di Pos Pemantauan Gunung Marapi mengimbau warga untuk tidak terlalu cemas dengan peningkatan aktivitas gunung itu.

"Sampai sekarang gunung memang masih berstatus waspada level II, namun warga tidak usah cemas gunung akan meletus karena tanda-tanda ke arah itu belum ada," ujar dia.

(ANT-205/R014)