Satgas minta warga bergejala COVID-19 tidak shalat tarawih di masjid
12 April 2022 19:56 WIB
Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan COVID-19 Sonny Harry B. Harmadi (kanan atas). (ANTARA/ Anita Permata Dewi)
Jakarta (ANTARA) - Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan COVID-19 Sonny Harry B. Harmadi meminta warga yang mengalami gejala COVID-19 untuk tidak melaksanakan kegiatan ibadah shalat tarawih di masjid.
"Kalau mengalami gejala COVID-19, sebaiknya tidak melakukan shalat tarawih di masjid," kata Sonny dalam talkshow daring bertajuk "Jaga Hati, Imun dan Prokes di Bulan Ramadhan", yang diikuti di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, sangat penting bagi umat Islam ketika akan beribadah di masjid untuk memastikan diri dalam keadaan sehat.
Baca juga: KSP imbau masyarakat waspadai gejala COVID-19 dan patuhi syarat mudik
Selain itu, masyarakat juga diminta untuk menggunakan masker dengan baik dan benar.
"Kita wajib menggunakan masker karena kita tidak tahu siapa orang di sebelah kita, apakah dia menderita COVID-19 atau tidak," katanya.
Selain itu, jamaah masjid juga diminta untuk membawa perlengkapan ibadah sendiri dan berwudhu di rumah.
Baca juga: Satgas COVID-19: Risiko penularan COVID-19 masih ada meski lebih kecil
"Membawa alat ibadah masing-masing dan sebaiknya berwudhu di rumah, karena memang salah satu titik lengahnya pada saat berwudhu di rumah ibadah," katanya.
Pihaknya juga meminta kelompok rentan seperti lansia dan anak-anak yang belum divaksin serta penderita komorbid untuk beribadah di rumah.
Kemudian pengelola masjid diminta memastikan ventilasi dan sirkulasi udara di dalam masjid berjalan dengan baik.
Selain itu, perlu dilakukan juga pengaturan kerapatan saf shalat disesuaikan dengan level PPKM di masing-masing daerah.
Baca juga: Satgas COVID-19 IDI ingatkan masyarakat tetap pakai masker
"Boleh merapatkan saf, tetapi perhatikan level PPKM di daerah masing-masing, jadi kan ada level PPKM di mana rumah ibadah itu boleh 100 persen, tapi juga ada level PPKM di mana rumah ibadah hanya boleh 50 persen. Lima puluh persen itu artinya kan 50 persen dari kapasitas, oleh karenanya safnya diatur, maksudnya supaya ada jarak," katanya.
"Kalau mengalami gejala COVID-19, sebaiknya tidak melakukan shalat tarawih di masjid," kata Sonny dalam talkshow daring bertajuk "Jaga Hati, Imun dan Prokes di Bulan Ramadhan", yang diikuti di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, sangat penting bagi umat Islam ketika akan beribadah di masjid untuk memastikan diri dalam keadaan sehat.
Baca juga: KSP imbau masyarakat waspadai gejala COVID-19 dan patuhi syarat mudik
Selain itu, masyarakat juga diminta untuk menggunakan masker dengan baik dan benar.
"Kita wajib menggunakan masker karena kita tidak tahu siapa orang di sebelah kita, apakah dia menderita COVID-19 atau tidak," katanya.
Selain itu, jamaah masjid juga diminta untuk membawa perlengkapan ibadah sendiri dan berwudhu di rumah.
Baca juga: Satgas COVID-19: Risiko penularan COVID-19 masih ada meski lebih kecil
"Membawa alat ibadah masing-masing dan sebaiknya berwudhu di rumah, karena memang salah satu titik lengahnya pada saat berwudhu di rumah ibadah," katanya.
Pihaknya juga meminta kelompok rentan seperti lansia dan anak-anak yang belum divaksin serta penderita komorbid untuk beribadah di rumah.
Kemudian pengelola masjid diminta memastikan ventilasi dan sirkulasi udara di dalam masjid berjalan dengan baik.
Selain itu, perlu dilakukan juga pengaturan kerapatan saf shalat disesuaikan dengan level PPKM di masing-masing daerah.
Baca juga: Satgas COVID-19 IDI ingatkan masyarakat tetap pakai masker
"Boleh merapatkan saf, tetapi perhatikan level PPKM di daerah masing-masing, jadi kan ada level PPKM di mana rumah ibadah itu boleh 100 persen, tapi juga ada level PPKM di mana rumah ibadah hanya boleh 50 persen. Lima puluh persen itu artinya kan 50 persen dari kapasitas, oleh karenanya safnya diatur, maksudnya supaya ada jarak," katanya.
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022
Tags: