"Nelayan sudah mulai menempati rusunawa pada tanggal 20 Maret 2022, atau setelah perhelatan MotoGP," kata Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Kota Mataram M Nazaruddin Fikri di Mataram, Selasa.
Dikatakan, penempatan rusunawa nelayan tersebut sesuai target sebab sebelumnya kendati rusunawa itu sudah rampung dan bisa ditempati, namun nelayan belum boleh pindah.
Pasalnya, rusunawa nelayan itu masuk dalam daftar cadangan sebagai penginapan alternatif tamu MotoGP 18-20 Maret 2022, yang ternyata ketersediaan hotel mencukupi.
"Jadi begitu rusunawa tidak ditempati tamu-tamu MotoGP, nelayan langsung minta segera pindah," katanya.
Baca juga: Dinas: Rusunawa nelayan di Mataram ditempati usai MotoGP
Sementara terkait dengan tarif sewa, katanya, masih dalam proses pembahasan dan penetapan besarannya sepenuhnya menjadi kewenangan kepala daerah.
Mungkin tarif sewanya sama dengan rusunawa-rusunawa sebelumnya, yakni mulai dari Rp100.000 per bulan hingga Rp150.000 per bulan, dikelola dari paguyuban setempat yang dibentuk oleh para penghuni rusunawa.
"Tapi begitu warga sudah menempati rusunawa, maka kewajiban membayar listrik dan air menjadi tanggung jawab masing-masing," katanya.
Menurutnya, rusunawa nelayan tersebut sudah dilengkapi dengan mebel antara lain, lemari, kursi dan tempat tidur, sehingga nelayan bisa pindah tanpa membawa banyak perabot rumah tangga.
Baca juga: Tiga rusunawa nelayan dibangun di Mataram
Rusunawa Bintaro ini merupakan pembangunan tahap pertama dengan 44 kamar tipe 36 dilengkapi fasilitas dua kamar tidur, satu kamar tamu, satu dapur dan satu kamar mandi.
Dari 44 kamar rusunawa nelayan dengan bentuk fisik lantai tiga itu yang ditempati 42 kamar, sisanya dua kamar disiapkan untuk cadangan penghuni yang sakit dan penyandang disabilitas
"Penghuni kita prioritaskan nelayan yang menempati hunian sementara (huntara) akibat eksekusi lahan di Pondok Perasi," katanya.
Baca juga: Bapemperda: Rusunawa 25 lantai untuk MBR Surabaya terkendala regulasi