New York (ANTARA News) - Harga minyak New York mencapai tertinggi dalam dua bulan pada Selasa waktu setempat (Rabu pagi WIB), sementara minyak mentah Brent merosot karena investor bertaruh pada solusi utang Eropa dan kenaikan dalam permintaan minyak AS.

Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember, naik 1,90 dolar AS menjadi ditutup pada 93,17 dolar AS per barel, puncak tertinggi sejak 2 Agustus lalu.

Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Desember turun 34 sen menjadi menetap pada 110,92 dolar AS.

Minyak New York `rally` kontras dengan aksi jual saham di Wall Street dan di Eropa karena kekhawatiran bahwa pemimpin zona euro tidak akan mampu menahan penularan krisis utang di Yunani, Portugal dan Irlandia, lapor AFP.

Analis komoditas Summit Energy, Matt Smith mengatakan, pasar minyak "dengan pasti dalam pertaruhan" tentang solusi positif yang muncul dari pertemuan tingkat tinggi (KTT) Uni Eropa, Rabu.

Para pemimpin Uni Eropa berupaya keras menyelesaikan kesepakatan besar untuk mengakhiri krisis utangnya yang memburuk pada KTT Rabu nanti, meninggalkan banyak investor hati-hati.

Yang tinggi di radar pasar minyak adalah laporan stok minyak mingguan AS terbaru dari Departemen Energi yang dijadwalkan Rabu, merupakan ukuran dari permintaan negara konsumen minyak terbesar di dunia.

"Harga WTI tampaknya menanggapi pengurangan cepat dari stok minyak mentah AS dalam minggu-minggu lalu, yang telah merosot lebih dari 10 persen sejak akhir Mei, persediaan substansial sebelumnya sekarang telah sepenuhnya habis," analis Commerzbank mengatakan dalam sebuah catatan penelitian.

Smith dari Summit Energy mengatakan, ada sebuah potensi "untuk kenaikan permintaan yang datang dari meningkatnya data ekonomi."

Pedagang juga terus mengawasi Badai Rina karena badai itu berjalan menuju Teluk Meksiko, basis utama untuk pengeboran minyak dan produksi.

"Proyeksi saat ini untuk jalur badai adalah membuat pendaratan di Semenanjung Yucatan, Meksiko, dan tidak menyajikan ancaman bagi aset-aset penghasil minyak di Teluk Meksiko," kata analis JPMorgan.

Tetapi para analis Commerzbank mengatakan, Rina diperkirakan mencapai Teluk pada akhir pekan, mungkin dapat menyebabkan kerugian produksi sementara dan lebih lanjut mengurangi persediaan AS. (A026)