Bogor (ANTARA News) - Mantan Menteri Lingkungan Hidup RI Emil Salim mengatakan, guru sekolah dasar merupakan pilar pendidikan lingkungan kepada generasi muda Indonesia.

Emil yang ditemui dalam acara peluncuran buku komik "Petualangan Hijau" di Kantor Holcim Jalan Narogong, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa, menceritakan pengalaman saat menempuh pendidikan sekolah dasar.

Pendidikan yang diberikan gurunya semasa di sekolah dasar tentang alam, hutan dan sungai, melekat hingga ia dewasa dan itu mendorong dia hingga menjadi menteri lingkungan hidup.

"Guru sekolah dasar adalah guru yang selalu ditiru oleh muridnya. Kunci pendidikan ada pada sekolah dasar. Masa sekolah dasar masa merekam pendidikan, dan pengetahuan yang akan melekat bersama karakter anak," katanya.

Emil menyebutkan, ilmu yang diberikan gurunya saat menempuh pendidikan di sekolah dasar hingga diusia senjanya masih ia kenang.

Pendidikan usia dini penting dalam pendidikan karakter. Bagaimana agar anak kedepannya bisa lebih baik, kucinya pendidikan pada sekolah dasar.

"Saat sekolah dasar anak-anak merekam pendidikan pengetahuan, dan menyatu dalam karakter anak tersebut," katanya.

Ia menceritakan semasa SD di Sumatera Selatan ia diajarkan oleh gurunya untuk belajar dari sungai, hutan dan suara kera (berok).

Saat SD Emil mendapat pemahaman tentang mencintai lingkungan dengan melindungi hutan dan alam dari kerusakan.

"Pelajar usia 9 tahun lalu tetap dikenang di kepala, hingga tua. Belajar dari pacet, berok dan air. Guru saya pernah berkata "Kau lindungi hutan, akan tampak goresan kalam ilahi di hutan. Jadi kata guru saya jangan kau rusak hutan itu, karena hutan sumber kehidupan bagi manusia," kata Emil.

Menurut Emil, usia 6 hingga 12 tahun merupakan usia produktif. Dimana otak anak berkembang, merupakan usia penentu karakter pribadi anak.

Jika anak tidak mendapat pendidikan dan gizi yag baik maka otaknya tidak berkembang dan sulit dibentuk.

Menjadi guru SD selalu ditiru, guru yang inspiratif ikut mendorong pendidikan berkarakter.

"SD itu kunci dasar ilmu inteletualitas anak. Berbeda dengan SMP dan SMA yang sudah sulit untuk dibentuk," katanya.

Emil menyebutkan, pendidikan lingkungan perlu ditanamkan sejak usia dini kepada generasi muda. Mengingat kondisi lingkungan saat ini yang kian kritis.

Guru SD hendaknya mengajar tentang hutan dan sungai kepada anak-anak.

"Guru harus lebih semangat mengajarkan hutan dan sungai, sehingga bisa menciptakan anak-anak menjadi calon menteri yang menyelamatkan hutan dan sungai," katanya.

Menurut Emil, jika pemahaman lingkungan tidak dimulai dari sekarang. Maka diprediksikan pada 2030 kita akan menghadapi kerusakan lingkungan, suhu bumi naik 2 derjat celcius, suhu permukaan bumi panas.

"Jika kesadaran lingkungan ini tidak diajarkan sejak ini, dapat dipastikan pada 2030 bumi kita akan mengalami kekurangan air, bumi panas, sungai naik, 2.500 pulau tenggelam," tutur Emil.

Oleh karena itu lanjut Emil, dihadapan siswa SD, guru dan masyarakat Klapanunggal yang hadir dalam peluncuran "Petualangan Hijau" Mengajak masyarakat untuk melindungi bumi ini dari kerusakan lingkungan.

Sementara itu, salah satu guru SD Negeri Nambo Kabupaten Bogor, Anik Kurniawati menyebutkan pendidikan pengenalan lingkungan sudah diajarkan kepada para siswa.

"Hanya saja masih bersifat teori dan itu baru mencakup sawah dan lingkungan sekitar rumah. Kita belum mengajarkan pengenalan hutan karena terkendala pada anaknya sendiri," katanya.

Peluncuruan buku Komik "Pertualangan Hijau" oleh PT Holcim Indonesia Tbk, merupakan innovasi baru dari Departemen Geocyle Holcim Indonesia untuk memberikan edukasi kepada anak-anak untuk mengenali, memahami dan mencintai lingkungan.
(T.KR-LR/M027)