Jakarta (ANTARA News) - Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih menyatakan akan meminta penjelasan dari pihak rumah sakit mengenai meninggalnya bayi Nisza Ismail (8 bulan) yang diduga akibat pihak rumah sakit terlambat dalam memberikan pertolongan.

"Saya sudah cek ke Ibu Lusi (Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat) dan minta penjelasan tertulis dari direktur rumah sakitnya. Penjelasan lisannya intinya menyatakan bahwa pasien telah diberi resep dan meskipun belum dibeli tapi sudah diberi obat oleh pihak rumah sakit," kata Menkes.

Menkes mengemukakan hal tersebut kepada wartawan sebagaimana rekaman dari Pusat Komunikasi Publik Kementerian Kesehatan RI.

Menkes mengakui adanya miskomunikasi atau salah pengertian antara pihak keluarga dan rumah sakit yang menyebabkan meninggalnya bayi 8 bulan yang kedua orangtuanya mengaku tidak punya uang untuk biaya perawatan itu.

"Mungkin komunikasinya kurang bagus. Harusnya kalau memang berat (pembiayaannya), dari waktu datang dikomunikasikan. (Miskomunikasi terjadi) karena itu pasiennya rujukan lagi dari tempat lain," ujarnya.

Nisza Ismail, anak pasangan Martin Ismail (27) dan Susan Kania (29) meninggal dunia di Rumah Sakit Mitra Anugerah Lestari (MAL), Kota Cimahi, Jawa Barat pada Sabtu (22/10) setelah dirawat sehari di rumah sakit itu.

Martin Ismail dalam pernyataannya kepada wartawan lokal menyatakan pihak rumah sakit sengaja memperlambat memberikan obat dan penanganan lainnya kepada anak keduanya tersebut karena dirinya tidak mempunyai uang untuk membayar biaya administrasi ruangan dan tebusan obat sebesar Rp500 ribu.

Sementara itu, Menkes menegaskan bahwa di setiap rumah sakit seharusnya pasien dilayani terlebih dahulu, terlepas dari permasalahan biaya.

"Tapi memang ada rumah sakit swasta yang belum melayani askes atau jamkesmas," katanya.
(A043/N005)