BI: Penjualan eceran naik pada Maret 2022
11 April 2022 13:59 WIB
Penjualan Kerudung Meningkat Seorang penjual kerudung merapikan dagangannya di Pasar Kliwon, Kudus, Jateng, Sabtu (7/6). Jelang bulan puasa kerudung yang dijual secara eceran dan grosiran dengan harga Rp. 10 ribu - Rp. 200 ribu per biji itu mengalami peningkatan penjualan sekitar 50 persen. (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko)
Jakarta (ANTARA) - Bank Indonesia memperkirakan kinerja penjualan eceran pada Maret 2022 meningkat yakni ini tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Maret 2022 sebesar 204,0 atau tumbuh 2 persen (mtm) yang lebih tinggi dibanding minus 4,5 persen (mtm) pada bulan sebelumnya.
Berdasarkan keterangan BI yang diterima di Jakarta, Senin, peningkatan terjadi pada sebagian besar kelompok terutama kelompok sandang, suku cadang dan aksesori, barang budaya dan rekreasi serta makanan, minuman dan tembakau.
Hal ini sejalan dengan meningkatnya permintaan masyarakat saat pelonggaran PPKM akibat kasus COVID-19 yang melandai serta dimulainya persiapan bulan Ramadhan.
Secara tahunan, penjualan eceran Maret 2022 diprakirakan tumbuh yaitu 8,6 persen (yoy) namun lebih rendah dari 12,9 persen (yoy) pada Februari 2022.
Kelompok yang tercatat tetap tumbuh tinggi antara lain bahan bakar kendaraan bermotor serta makanan, minuman dan tembakau.
Pada periode sebelumnya yakni Februari 2022, hasil Survei Penjualan Eceran (SPE) BI mengindikasikan kinerja penjualan eceran yang tetap kuat.
Kinerja yang tetap kuat tercermin dari IPR Februari 2022 yang tercatat sebesar 200 atau tumbuh sebesar 12,9 persen (yoy) meski tidak setinggi pertumbuhan bulan sebelumnya yaitu sebesar 15,2 persen (yoy).
Kelompok yang tercatat tetap tumbuh kuat antara lain makanan, minuman dan tembakau serta bahan bakar kendaraan bermotor.
Secara bulanan, kinerja penjualan eceran itu turun 4,5 persen (mtm) dari minus 3,1 (mtm) pada bulan sebelumnya yang terjadi pada kelompok suku cadang dan aksesori, barang budaya dan rekreasi serta bahan bakar kendaraan bermotor.
Sementara dari sisi harga, responden memprakirakan tekanan inflasi pada Mei 2022 (3 bulan yad) dan Agustus 2022 (6 bulan yad) meningkat.
Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) Mei diprediksikan mencapai 141,3 atau lebih tinggi dibanding 139,1 sejalan dengan pola historis kenaikan harga saat HBKN Idul Fitri.
Kemudian IEH Agustus 2022 diperkirakan meningkat menjadi 132,4 dari 129,8.
Berdasarkan keterangan BI yang diterima di Jakarta, Senin, peningkatan terjadi pada sebagian besar kelompok terutama kelompok sandang, suku cadang dan aksesori, barang budaya dan rekreasi serta makanan, minuman dan tembakau.
Hal ini sejalan dengan meningkatnya permintaan masyarakat saat pelonggaran PPKM akibat kasus COVID-19 yang melandai serta dimulainya persiapan bulan Ramadhan.
Secara tahunan, penjualan eceran Maret 2022 diprakirakan tumbuh yaitu 8,6 persen (yoy) namun lebih rendah dari 12,9 persen (yoy) pada Februari 2022.
Kelompok yang tercatat tetap tumbuh tinggi antara lain bahan bakar kendaraan bermotor serta makanan, minuman dan tembakau.
Pada periode sebelumnya yakni Februari 2022, hasil Survei Penjualan Eceran (SPE) BI mengindikasikan kinerja penjualan eceran yang tetap kuat.
Kinerja yang tetap kuat tercermin dari IPR Februari 2022 yang tercatat sebesar 200 atau tumbuh sebesar 12,9 persen (yoy) meski tidak setinggi pertumbuhan bulan sebelumnya yaitu sebesar 15,2 persen (yoy).
Kelompok yang tercatat tetap tumbuh kuat antara lain makanan, minuman dan tembakau serta bahan bakar kendaraan bermotor.
Secara bulanan, kinerja penjualan eceran itu turun 4,5 persen (mtm) dari minus 3,1 (mtm) pada bulan sebelumnya yang terjadi pada kelompok suku cadang dan aksesori, barang budaya dan rekreasi serta bahan bakar kendaraan bermotor.
Sementara dari sisi harga, responden memprakirakan tekanan inflasi pada Mei 2022 (3 bulan yad) dan Agustus 2022 (6 bulan yad) meningkat.
Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) Mei diprediksikan mencapai 141,3 atau lebih tinggi dibanding 139,1 sejalan dengan pola historis kenaikan harga saat HBKN Idul Fitri.
Kemudian IEH Agustus 2022 diperkirakan meningkat menjadi 132,4 dari 129,8.
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Slamet Hadi Purnomo
Copyright © ANTARA 2022
Tags: