Kupang (ANTARA News) - Antrean warga untuk mendapatkan minyak tanah di pangkalan minyak dan pedagang pengecer di Kota Kupang, ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur belakangan ini makin "menggila" meski stok bahan bakar tersebut dilaporkan cukup.

"Pihak Pertamina selalu mengklaim bahan stok minyak tanah cukup tersedia, tetapi fakta di lapangan menunjukkan warga harus antre untuk mendapatkan bahan bakar tersebut," kata Ketua Fraksi Damai Sejahtera DPRD Kota Kupang Imanuel Haning.

Ia meminta pemerintah kota untuk melakukan pemeriksaan dan pengawasan terhadap kemungkinan terjadinya penimbunan bahan bakar tersebut di masyarakat oleh agen-agen "nakal" yang ingin mengeruk keuntungan lebih besar.

"Saya khawatir ada yang tidak beres dalam distribusi dan penjualan di tingkat pangkalan dan pengecer, sehingga memicu terjadian antrean yang panjang di setiap agen atau pangkalan penjualan minyak tanah.

Menurut Haning, dari aspek kuota distribusi bahan bakar minyak khusus minyak tanah dari Pertamina ke agen, pangkalan dan ke pengecer untuk wilayah Kota Kupang tidak berubah dan dipastikan cukup untuk setiap tahunnya.

Namun, kata dia, jika sudah mulai ada antrean yang terjadi di hampir semua pangkalan di wilayah Kota Kupang, maka patut diduga ada sesuatu yang tidak beres dari mata rantai penjualan dan distribusi minyak tanah di wilayah Kota Kupang.

Kepala Bagian Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kota Kupang Ejbend Doeka secara terpisah mengaku telah melakukan koordinasi dengan sejumlah pihak untuk mencari tahu titik soal kesulitan masyarakat untuk mendapatkan salah satu sumber bahan bakar dalam rumah tangga tersebut di pangkalan, pengecer dan agen.

"Kita sudah koordinasikan dengan sejumlah pihak, baik Pertamina, agen, pangkalan dan pengecer serta para lurah untuk membicarakan hal ini," kata Doeka.
(295/L003)